DKK dan KKP Kelas II Balikpapan akan melakukan tracing kontak. Khususnya siapa saja yang sempat ditemui WNA asal Polandia pembawa virus Omicron Kraken, sebelum tes PCR di Balikpapan.
BALIKPAPAN-Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Balikpapan akan melakukan tracing kontak terkait masuknya varian Covid-19 jenis XBB 1.5 atau disebut juga Omicron Kraken ke kota ini.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan dr Mokhamad Zainul menjelaskan, varian Kraken ini dibawa oleh warga negara asing (WNA) Polandia berinisial JPS berusia 45 tahun. Dia merupakan pekerja migas.
“Pertama dia masuk ke Balikpapan tanggal 7 Januari. Ketatnya skrining perusahaan migas mewajibkan setiap karyawan masuk rig harus tes antigen dan PCR,” jelasnya, Minggu (29/1).
JPS sempat melakukan tes antigen dan PCR di tanggal 7 Januari. Tes antigen negatif, namun tes PCR menunjukkan positif dan langsung diisolasi di salah satu Hotel Balikpapan.
Sebagai informasi, dari 13 orang yang dikarantina terdiri dari 5 WNA dan 8 WNI. Hasil pemeriksaan hanya satu WNA Polandia itu yang dinyatakan positif.
“Kami langsung ambil sampel, kami kirim ke laboratorium Universitas Mulawarman. Tanggal 19 Januari hasilnya keluar dan menyebutkan dia mengidap virus jenis XBB 1.5 atau disebut juga Omicron Kraken,” terangnya.
Namun kini, WNA tersebut sudah beraktivitas. Setelah PCR tanggal 18 Januari hasilnya sudah negatif. Kasus positif Kraken yang dialami WNA asal Polandia itu tidak bergejala.
“Kondisinya baik-baik saja, makanya hanya isolasi di hotel. Sekarang dia sudah ke lapangan migas di Selat Makassar,” tuturnya.
Kasus ini, ia sebut menjadi perhatian Menteri Kesehatan karena memang berasal dari luar negeri, dan varian cukup berbahaya.
Dengan adanya temuan varian Kraken ini, selanjutnya terkait pengawasan pihaknya akan tetap mengacu kepada surat edaran dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit tentang pengawasan kekarantinaan pada alat angkut, orang barang, dari negara terjangkit ke wilayah pandemi menuju endemi.
Ia mengapresiasi kepada pemangku kepentingan khususnya di Kota Balikpapan, atas kerja sama yang baik mulai penyuplai tenaga kerja asing di bidang pertambangan dan migas. Sebab, dilakukannya skrining deteksi dini berbasis laboratorium terhadap TKA yang baru masuk. Sebelum dipekerjakan di lokasi pertambangan di Selat Makassar, telah dilakukan pemeriksaan antigen, PCR maupun kekarantinaan.
Terlebih ada dukungan dari laboratorium di Universitas Mulawarman, sehingga hasil pemeriksaan terhadap subvarian Kraken bisa terdeteksi.
Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty menambahkan, kasus tersebut ditemukan pertama kali oleh Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Sebab, merupakan WNA maka dilakukan test Whole Genome Sequensing (WGS) di Laboratorium Unmul Samarinda, hasilnya disebutkan varian Kraken.
Pasien sejak awal tanpa gejala, terdeteksi karena melalui proses skrining terkait pekerjaannya yang memang masih mewajibkan tes PCR.
“Kami dan kantor KKP Kelas II Balikpapan tentu akan melakukan tracing kontak. Siapa saja yang sempat ia temui sebelum tes,” pungkasnya. (ms/k16)
AJIE CHANDRA
[email protected]