TANA PASER - Sejak diresmikan pada 30 Desember 2022 lalu, gedung baru Pasar Penyembolum Senaken di blok penampungan masih belum bisa dibuka karena masa pemeliharaan. Selain itu, masalah lainnya yang belum rampung, adalah jumlah pedagang yang sebelumnya direlokasi ke hamparan subuh dan tempat lainnya dalam pasar baru ini melebihi kapasitas blok baru tersebut.
Kepala UPTD Paser Penyembolum Senaken Norman Kristhardi mengatakan, pendataan bertambah kompleks karena ada bangunan yang dibangun secara pribadi atau disewakan di sebelah UPTD. Persoalan itu hingga saat ini belum kelar.
"Data antara pedagang dan pengelola belum sinkron," kata Norman, Jumat (27/1).
UPTD Pasar Penyembolum Senaken juga selektif dalam memberikan hak guna pakai (HGP) ke pedagang, harus melihat keaktifan pedagang. Rahasia umum ditemukan pedagang terdata, tapi justru disewakan lapaknya.
UPTD perlu waktu yang panjang dalam pendataan ini agar tepat sasaran. Tidak bisa menjamin bisa difungsikan pada Juli tahun ini saat selesai pemeliharaan.
Kabid Perdagangan Zainal Ilmi sebelumnya mengatakan, dinas baru berani membuka setelah enam bulan ke depan selesai masa pemeliharaan.
Langkah ini diambil karena jika ada kerusakan, dinas bisa komplain ke kontraktor. Jika sejak Januari ini sudah diisi pedagang, di tengah masa pemeliharaan ada kerusakan bangunan, biasanya kontraktor enggan memperbaiki.
"Mohon pedagang sabar dulu," kata Zainal, Rabu (11/1).
Awal Januari ini pedagang sempat bersitegang dengan pengelola UPTD Pasar Penyembolum Senaken, karena tidak diperbolehkan mengisi lapak yang memang sudah haknya.
Pada pembangunan 2022, ada 104 lapak baru tersedia di atas lahan 8.978 meter persegi. Ada 98 lapak berukuran 2,5x3 meter dan empat lapak berukuran 2,5x6 meter. Ditambah gerbang, pos jaga, dan pagar. Pada APBD 2023 bangunan pasar ini akan kembali dianggarkan kelanjutannya senilai Rp 10 miliar.
Desain bangunan baru ini berbeda dengan pasar sebelumnya. Semua lapak sudah menghadap ke jalan blok. Tidak ada lagi yang posisinya merasa tidak diuntungkan atau terdalam.
Jarak antara sesama pedagang juga tidak saling berebut lapak. Penempatan lapak tersusun rapi dan tidak ada lagi lapak terlihat kumuh. Desain lapak memiliki penerangan yang cukup.
Sementara untuk sanitasi yaitu aliran parit atau selokan di sekitar pasar dibuat lancar, agar tidak ada potensi aliran tersumbat yang menyebabkan bau. Fasilitas lainnya yaitu jalanan di sekitar lapak sudah di-paving atau dicor. (jib/far/k16)