BALIKPAPAN–Persiba Balikpapan masih menanti nasib Liga 2 2022/2023. Polemik ini bahkan menarik perhatian dunia, salah satunya dari Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFPRO).
Belum cukup soal penghentian kompetisi, dugaan pemalsuan tanda tangan dari beberapa klub yang meminta laga dihentikan pun sempat ikut merebak. Dikabarkan, dari 20 klub yang disebut mendukung, beberapa menolak keputusan itu. Termasuk Persiba Balikpapan, yang meminta agar Liga 2 tetap jalan dengan sistem yang sudah ditentukan.
Hal ini bahkan ditegaskan oleh Direktur Operasional Persiba Balikpapan Imam Turmudzi. Yang sebelumnya menepis kabar bahwa Persiba terlibat dalam persetujuan untuk menghentikan kompetisi, lewat daftar tanda tangan yang beredar.
Dikonfirmasi kembali, Imam menyebut, pihaknya telah menyerahkan hal ini kepada PSSI. Tepatnya kepada Komite Etik Disiplin, untuk segera diusut.
“Soal itu (pemalsuan tanda tangan) kami sudah serahkan ke Komite Etik Disiplin PSSI. Biar mereka yang menyelidiki,” ujarnya, saat dihubungi, Kamis (26/1).
Lebih lanjut, ia menyebut pihaknya memang tidak mengambil jalur hukum. Sebab, dalam dunia sepak bola ada yang namanya football family atau kekeluargaan sepak bola. Inilah alasan pihaknya tidak langsung melibatkan pihak kepolisian, ditambah adanya keberadaan Komite Etik Disiplin tersebut
Di samping itu, Imam menambahkan, pihaknya juga saat ini masih memfokuskan pada kelanjutan nasib Liga 2. Di mana, klub-klub masih berharap kompetisi kembali berjalan.
“Kami masih menunggu. Kan infonya keputusan diambil setelah KLB nanti,” tuntasnya.
Sementara itu, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dikabarkan bakal terlaksana Februari mendatang. Selain pemilihan ketua, wakil ketua dan pengurus PSSI periode 2023–2027, kelanjutan kompetisi Liga 2 musim ini juga bakal dibahas dalam agenda tersebut. (abe/k8)
OKTAVIA MEGARIA
[email protected]