Oleh:
Maslikah, SAg
Guru SD 006 Sungai Pinang
BELAJAR adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.
Sedangkan dalam proses belajar pasti memerlukan pengajaran. Pengajaran adalah suatu proses memasuki dunia siswa guna untuk mengubah persepsi dan perilaku siswa (Mahmud, 2010: 295). Inti dari proses belajar-mengajar di kelas adalah bagaimana para siswa antusias, bersemangat dan bahagia dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, bukan di mana kondisi seorang anak merasa terbebani dan menjadikan pelajaran itu suatu momok yang sangat menakutkan dan terlebih lagi sangat membosankan.
Hal ini yang terjadi pada siswa kelas rendah, motivasi belajarnya masih sangat rendah, kegairahan belajar pun masih di bawah rata-rata. dari beberapa siswa yang ada di kelas rendah, terlihat keaktifan belajarnya masih tergolong rendah, yaitu 49 persen siswa kelas 1 dan 2 yang aktif mengikuti pelajaran. Berarti ada 51 persen siswa kelas 3 kurang memerhatikan pelajaran. Hampir separuh siswa tidak memerhatikan selama pelajaran berlangsung dengan alasan yang bermacam-macam.
Untuk menumbuhkan motivasi siswa, diperlukan suatu pembelajaran yang menarik bergairah dalam belajar. Kegagalan siswa dalam memahami materi tentunya bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor siswa, guru, maupun materi pembelajarannya.
Menurut Sutikno, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Salah satu metode pembelajaran yang akan diterapkan penulis adalah metode menyanyi.
Bernyanyi merupakan salah satu unsur menciptakan situasi yang riang dan membahagiakan. Anak-anak akan spontan menyanyi apabila anak sedang dalam keadaan senang maupun sedih. Nyanyian dengan notasi atau nada yang sederhana dan kata-kata yang mudah dihafal, sangat digemari oleh anak-anak. Pembelajaran akan lebih efektif jika menggunakan media menyanyi. Penggunaan metode bernyanyi ini sebagai upaya guru meningkatkan aktivitas dalam proses belajar-mengajar.
Menurut Philip Sheppard (2007:20), ketika seorang anak sedang menyanyi maka akan terjadi suatu proses yang menyenangkan dan akan ada dorongan pada diri anak untuk mempelajari lebih dalam lagi. Seorang guru harus cermat dalam memilih lagu agar anak tertarik dengan lagu yang dibawakan sehingga anak akan dengan senang hati memilih untuk mempelajarinya dan bukan berdasarkan pada tuntutan belaka. Dengan begitu, secara otomatis anak akan terpacu untuk lebih mempelajari materi yang telah diberikan dan juga menghasilkan perasaan yang gembira ketika mempelajarinya.
Metode bernyanyi adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara berdendang dengan menggunakan suara yang merdu, nada yang enak didengar dan kata-kata yang mudah dihafal. Saat bernyanyi, anak akan rileks, santai, tidak cemas sekaligus bisa mengungkapkan ekspresi. Tujuan bernyanyi adalah untuk memupuk perasaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaharaan bahasa dan melatih daya ingat, dan bernyanyi memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak berminat untuk belajar lebih giat. Pelaksanaan pembelajaran anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya menggunakan melalui metode bernyanyi pada anak kelas rendah, ternyata anak lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode menyanyi sangat jelas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas rendah. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan dari setiap indikator motivasi belajar siswa, yakni mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, partisipasi aktif, dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Hasil dari penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase keaktifan meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.(pms/man/rdh/k15)