Oleh: Dr Sri Nur Aminah Ngatimin
Dosen Departemen HPT, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
Indonesia adalah negara yang dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa karena keindahan hutan hujan tropisnya. Tanahnya subur, hasil laut melimpah, dan keanekaragaman hayati yang tinggi menjadikan Indonesia sebagai negeri gemah ripah loh jinawi.
Tanaman padi yang bulirnya menjadi makanan pokok rakyat Indonesia, mampu tumbuh di lahan basah dan kering dengan jumlah hasil panen bervariasi. Batang padi yang beruas dengan daun memanjang mirip pita merupakan penanda sangat jelas bahwa tanaman budi daya ini berasal dari kelompok rerumputan (graminae).
Terkait peningkatan produksi pertanian, teknologi canggih berbasis internet of things (IoT) telah merambah dunia pertanian. Tentunya perubahan ini sangat membantu petani mengelola lahan dan hasil panennya menjadi lebih efektif dan efisien.
Kehidupan dalam dunia pertanian sarat kerja keras dan cucuran keringat. Adanya perangkat teknologi yang dimasukkan ke suatu mesin bertujuan memudahkan pekerjaan manusia. Harapan lainnya adalah menghemat waktu produksi dan memangkas biaya yang dikeluarkannya.
Mesin traktor atau “kerbau elektronik” merupakan contoh nyata alsintan yang umum digunakan bidang pertanian. Pada perkembangannya, mesin ini telah mendapatkan sedikit sentuhan teknologi canggih sesuai peruntukannya membantu petani. Sebelum traktor merajalela di sawah, petani telah mencangkul sejak sang surya masih tertidur pulas di peraduannya.
Petani tempo dulu mengandalkan pembelajarannya berdasarkan fenomena alam dan petuah leluhur. Mereka turun ke sawah dengan berpedoman kepada penampakan rasi bintang pari berbentuk layang-layang, terpajang sangat indah di langit bagian selatan.
Pekerjaan mencangkul tanah sangat menyita waktu petani karena membutuhkan fisik dan tenaga yang kuat. Perkembangan selanjutnya dari teknik mencangkul sawah secara manual adalah digunakannya kerbau dan bajak untuk mengolah sawah. Kombinasi unik antara ternak ruminansia dan perangkat manual yang digunakan untuk membolak-balik tanah semakin memudahkan pekerjaan petani sebagai operator tunggal alat itu.
Seiring berkembangnya teknologi, Henry Ford dari Amerika Serikat telah memproduksi traktor secara massal pada 1917. Perangkat bermotor ini sangat memudahkan pekerjaan petani gandum di Negeri Paman Sam karena multifungsi sebagai alat transportasi.
Traktor sanggup ditumpangi beberapa tenaga kerja dari rumah menuju ladang dan sebaliknya. Selain kemampuannya mengolah tanah dan mengangkut manusia, traktor juga digunakan sebagai media transportasi hasil pertanian dalam skala terbatas.
Hal itu menunjukkan kecerdasan manusia sebagai pemimpin yang mempunyai the original intelligence yang ditransfer ke dalam mesin untuk mengefisienkan waktu, tenaga, dan biaya. Saat ini traktor unggulan di negara maju telah dioperasikan lebih canggih berdasarkan GPS (global positioning system).
GPS adalah sistem navigasi komersial berbasis satelit dan telah diterapkan di berbagai bidang pekerjaan manusia. Kontribusi GPS dalam bidang pertanian adalah petani dapat mengoperasikannya dari rumah. Selain traktor menggunakan GPS, teknologi berbasis IoT juga menyediakan kemudahan dalam proses menyiram tanaman memakai sprinkel otomatis dalam satuan lahan yang luas.
Hal menarik lainnya adalah teknologi IoT juga dapat mendeteksi kesuburan tanah dan efisiensi penggunaan pupuk. Campur tangan teknologi canggih berbasis IoT di dalam dunia pertanian menjadi gambaran bahwa tidak ada lagi alasan tanaman budi daya mengalami kematian karena kekurangan air.
Selain membantu proses pengolahan tanah, transfer teknologi telah merambah mesin yang diperlukan saat panen. Teknologi panen secara konvensional menggunakan ani-ani dan sabit. Kedua alat jadul ini telah tergantikan oleh mesin combine harvester.
Mesin pintar bersepupu dengan traktor ini merupakan perangkat yang mampu memanen padi secara cepat dari puluhan hektare sawah. Combine harvester dapat melaksanakan tugasnya secara tepat di lahan pertanian landai dan memberikan kegembiraan luar biasa kepada petani.
Penerapan teknologi secara cepat, tepat, dan hemat waktu telah direalisasikan oleh combine harvester sejak menjejakkan rodanya di sawah. Umumnya daerah yang menjadi lumbung padi di Indonesia mempunyai sawah yang terbentang luas di tanah landai. Di sinilah terasa kontribusi mesin combine harvester saat tiba waktu panen.
Umumnya mesin combine harvester digunakan kaum tani berbayar secara patungan membeli solar dan uang rokok operatornya. Sisi unik dan menariknya adalah saat combine harvester dioperasikan, mesin tersebut hilir mudik memanen padi. Speaker besar yang sengaja dipasang mendendangkan irama lagu dangdut nan menggelegar.
Para petani yang bergerombol membawa keranjang penampung gabah, beramai-ramai bergoyang ngebor ala Inul Daratista di tengah deru mesin yang sibuk memotong batang tanaman padi dengan pisaunya yang tajam. Ternyata bahagia itu sangat sederhana dan mampu diberikan secara sempurna oleh kecanggihan teknologi. Para petani bergembira mengungkapkan rasa syukur hasil panennya melimpah dan tugasnya dimudahkan oleh mesin hasil rekayasa teknologi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin combine harvester berpotensi menjadi penyebab ledakan populasi penggerek batang padi yang menjadi hama utama tanaman. Saat petani masih menggunakan sabit sebagai alat pemanen padi, potongan batang padi yang disisakan nyaris rata dengan permukaan tanah. Hal ini menyebabkan matinya ulat penggerek yang hidup dalam batang padi karena sarangnya telah rusak.
Pisau pemotong mesin combine harvester tidak mampu memotong batang padi sedekat mungkin dengan permukaan tanah, sehingga ulat penggerek batang mempunyai kesempatan tumbuh dan menunggu musim tanam berikutnya.
Penerapan teknologi canggih ke dalam bidang pertanian telah membawa kebahagiaan khususnya untuk kaum tani yang telah berupaya maksimal menyajikan hasil pertanian layak disantap di atas meja makan. Hasil produksi pertanian berkualitas tinggi, tidak mengandung hama dan mikroba patogen dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani. Jaminan produk sehat kepada konsumen juga membawa banyak manfaat ke masyarakat. (dwi/k8)