Oleh: Umi Putri Ibalia
IRo-Society Balikpapan
Guru-Kepala Perpustakaan Babul Ilmi MTs 1 Balikpapan
Perubahan zaman semakin pesat, teknologi terus melaju bagaikan anak panah berada pada busur sasaran. Era digital mengubah paradigma mindset masyarakat. Sesuatu di luar dugaan akan terjadi di masa kini. Semangat pembaruan era milenial suka atau tidak suka harus menyesuaikan peradaban. Peradaban anak bangsa terus berkompetisi dan semakin cerdas. Tangguh memosisikan diri dan terus berkarya menjadi the winner.
Berada pada tempat yang nyaman terasa sulit untuk berpindah karena telah merasa nikmat, tidak perlu tantangan, dan selalu pada posisi beruntung. Era milenial telah membentuk kita untuk terus mengubah kebiasaan dan menjadi hal terbiasa dengan cara recharging.
Recharging dalam kamus Inggris berasal dari kata recharge, yang artinya menyetrum, mengisi ulang kembali, mengisi battery. Ketika suatu benda di-recharge berarti menambah tenaga/energi, sehingga dapat digunakan kembali secara normal.
Demikian juga sumber daya manusia (SDM) butuh untuk di-recharge agar di antara sel-sel saraf dapat bersinggungan, membentuk muatan positif negatif, saling tarik-menarik, dan menghasilkan energi besar. Energi besar pada sumber daya manusia menghasilkan kualitas unggul. Sumber daya manusia yang berkualitas unggul, akan selalu dinamis dan berdinamika mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas, teratur membuat program, dan update informasi.
Sumber daya manusia yang memiliki kualitas unggul pasti telah memiliki perencanaan terlebih dahulu untuk menyusun skala prioritas. Dalam dinamika kehidupan, SDM unggul akan bekerja secara profesional memanajemen waktu, lebih cepat, dan efektif, tidak pernah menunda pekerjaan apalagi menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Melakukan suatu pekerjaan yang profesional memang tidak mudah, terasa asing, banyak tantangan dan hambatan.
Berirama seiring perjalanan waktu, SDM unggul fokus melaksanakan pekerjaan lebih efektif, membuat sistem yang baru, dan berani mengambil keputusan secara tegas, bijak, serta berani mengambil risiko. Disampaikan Prof Dr Eng Imam Robandi, Guru Besar Bidang Teknik Elektro ITS, Alumni Tottori Japan, Founder IRo-Society; seseorang yang berada di tempat yang asing adalah semakin terbiasa dan akan lupa dengan sendirinya untuk lingkungan sebelumnya yang sudah ditinggalkannya.
Keberhasilan untuk dapat menaiki pohon yang sangat tinggi memerlukan usaha besar, banyak angin, dan membahayakan, tetapi melihat dari pohon yang tinggi sangat mengasyikkan, semua terlihat tanpa rintangan, dan indah. Jika tidak erat berpegangan, detik-detik kejatuhan tidak terelakkan dalam waktu singkat.
Semua ada risiko yang menjadi tanggungan, tetapi ada bonus tambahan keberhasilan yang menyenangkan. Zaman yang menuntut sumber daya manusia berubah dan manusianya harus berubah.
BERINOVASI
Menurut KBBI, inovasi adalah pengenalan hal-hal baru atau pembaruan. Artinya, usaha yang dilakukan seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi. Sumber daya manusia yang memiliki inovasi akan selalu melakukan perubahan, terampil memberikan stimulus untuk menciptakan sebuah produk melalui proses dan pengalaman. Produk yang dihasilkan memberikan nilai dan efek menginspirasi.
Pengembangan dari inovasi menumbuhkan pengetahuan, ide, dan kreativitas. Dalam dunia pendidikan, inovasi akan meningkatkan kualitas kompetensi sekolah/madrasah. Dalam kewirausahaan/bisnis, inovasi akan meningkatkan taraf penghasilan hidup manusia.
Dalam dunia literasi, inovasi meningkatkan minat baca guru, siswa, dan masyarakat. Di era milenial dan berganti tahun 2023, SDM unggul, harus mampu beradaptasi dan memahami dari segala bidang, upgrade skill menjadi gurunya manusia.
Gurunya manusia dimulai dari dunia pendidikan, baik dalam lingkungan pendidikan secara formal maupun informal. Secara formal gurunya manusia, yang menjadi master skill adalah para pendidik dan secara informal gurunya manusia sebagai master skill adalah kedua orangtua.
Antara para pendidik dan kedua orangtua harus bersinergi satu jalan sehingga produk unggul seorang anak yang diberi pengetahuan menghasilkan produk berkompetensi. Secara umum dunia pendidikan, lebih berpihak keberhasilan seorang anak dominan dinilai dari angka dan lebih sering melupakan kecerdasan majemuk pada anak. Apa yang terjadi? Kenyataan masih banyak kegagalan dalam proses belajar.
Fakta yang mendominasi setiap awal tahun pelajaran terjadi di setiap sekolah/madrasah. Pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Umumnya orangtua mobat-mabit, getar-getir mencari sekolah agar putra-putri mereka diterima pada sebuah sekolah/madrasah yang dituju.
Rata-rata pada setiap sekolah/madrasah, menerima peserta didik baru, dilihat dari ranking nilai? Bukan melihat dari bakat anak? Sekolah/madrasah tetap menerima peserta didik baru melalui bakat anak, lewat jalur prestasi, tetapi memiliki jumlah kuota terbatas.
Penerimaan pada jalur zonasi dan regular paling banyak. Orangtua sering dibuat kecewa dan menangis, apabila putra-putri mereka tidak dapat masuk pada sebuah instansi sekolah/madrasah. Para orangtua mau tidak mau, beralih ke sekolah lain yang tempat sekolah sangat jauh dari tempat tinggal.
Ratusan dan ribuan siswa kehilangan kesempatan mendapatkan peluang mengembangkan bakat. Ada tersedia pada setiap sekolah/madrasah, untuk peserta didik dapat mengembangkan bakat masing-masing, melalui pelajaran ekstrakurikuler (ekskul), akan tetapi tidak jarang apa yang diinginkan seorang siswa, tidak sesuai bakat mereka.
Sistem pendidikan formal dan informal yang memiliki inovasi, akan selalu memaknai kecerdasan seorang anak sesuai bakat. Menurut Dr Howard Gardner, pemimpin Projek Zero Harvard University, kecerdasan seseorang itu selalu berkembang (dinamis), tidak statis. Kecerdasan tidak dibatasi oleh test formal, tetapi kecerdasan itu multidimensi, dan proses discovering ability (menemukan kemampuan bakat anak). Karena itu, sekolah/madrasah yang memiliki inovasi, lebih terfokus memanusiakan manusia dan punya keberanian tingkat tinggi untuk menerapkan bahwa keberhasilan siswa tidak dibatasi oleh tes formal, tetapi melalui proses kecerdasan siswa yang paling menonjol dan berpengaruh.
Setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. Seyogianya sekolah/madrasah pada saat PPDB, menerima siswa baru dalam kondisi apapun. Tugas sekolah/madrasah mengamati kondisi siswa melalui metode riset, multiple intelligences. Kualitas sekolah akan meningkat dan masyarakat pasti akan menyambut gembira dengan sebuah sekolah/madrasah melakukan perubahan konten (isi), sebab semua anak bangsa di seluruh Indonesia diberi kesempatan yang sama untuk memperoleh pengetahuan di tingkat pendidikan formal.
Setiap sekolah harus berani menjadi sekolah manusia yaitu sekolah yang terbuka menerima siswa dalam kondisi apapun. Memang tidak mudah melakukan hal ini, tetapi membuat pemimpin, pendidik, dan tenaga kependidikan selalu belajar meng-update pengetahuan baru dan menjadi tantangan untuk melakukan perubahan (Munif Chatib, Ceo Next Worldview).
SPECIAL MOMENT
Peradaban dalam dunia pendidikan adalah sistem yang terintegrasi mengaplikasikan keterampilan dan memberikan dampak kebermanfaatan serta membangun kasih sayang antarsesama. Ilmu yang diberikan kepada peserta didik, mengasah kekuatan intelektual, menumbuhkan kepekaan, dan menjaga harmonisasi di antara siswa dan guru.
Dari sekian banyak sekolah/madrasah di Indonesia yang menerima penerimaan siswa baru tanpa memerhatikan nilai kognitif dan telah terbukti adalah SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik, di Jalan JA Suprapto.
YIMI menerima peserta didik baru lebih menekankan pada proses dan bukan input. Penerimaan peserta didik baru menggunakan alat riset bernama, multiple intelligences research (MIR). Dalam kondisi apapun, peserta didik baru yang mendaftar akan diterima.
MIR digunakan setiap guru untuk mempelajari gaya belajar pada masing-masing siswa dari mulai masuk sekolah sampai kenaikan kelas. Analisis MIR digunakan untuk menyusun perencanaan pembelajaran. Guru mengajar memasuki dunia siswa dan gaya belajar guru, gaya belajar siswa.
Guru mengajar ditentukan karakter individu atau kelompok siswa. Konsep ini dapat dilakukan oleh guru yang profesional dan memiliki kompetensi mengajar yang baik. Hasil yang dicapai dengan inovasi yang diterapkan melalui MIR. Pada sekolah YIMI, setiap siswa memiliki data riwayat kecerdasan dan lebih cepat menemukan kondisi akhir terbaik dari peserta didik.
MIR merupakan sistem kecerdasan majemuk memanusiakan manusia, mendeteksi gaya belajar siswa dan memahami apa yang siswa mau. Dalam sistem MIR, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Tidak ada predikat anak bodoh, pelajaran dianggap sulit, dan setiap akhir pelajaran diawali dengan tes latihan serta tidak memberikan pekerjaan rumah pada siswa. Semua siswa mendapatkan peluang menjadi sang juara pada setiap pelajaran ataupun kegiatan apa saja. Sebuah sistem peradaban gemilang membangun sumber daya siswa yang berkualitas.
Peserta didik lebih merdeka belajar, mendapatkan pendidikan terbaik, semakin hebat dan cemerlang, dan menghasilkan lulusan terbaik. Guru semakin kreatif dan sekolah semakin berkompetensi karena telah berani melakukan agen perubahan mengikuti perkembangan zaman.
Dengan MIR, para orangtua dapat menemukan bakat anak yang terpendam karena keberhasilan para peserta didik dapat dilihat dari ranah psikomotorik. Jika semua sekolah/madrasah di seluruh Indonesia menerima peserta didik dan dalam mengajar menerapkan sistem MIR, betapa banyak bergerilya bakat anak yang terpendam bermunculan dan karya anak bangsa bertebaran di seluruh bumi Nusantara.
Orangtua dan para pendidik, akan bahagia, sekolah/madrasah telah menghargai peserta didik sesuai bakat. Para peserta didik akan menjadi petarung tangguh, the winner peradaban bangsa di era milenial saat ini. Salam Literasi. (dwi/k16)