Produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kaltim berpotensi meningkat. Sebab pada triwulan III 2022, permintaan kredit sektor ini tumbuh positif sebesar 14,13 persen (year on year/yoy). Lebih tinggi dari triwulan sebelumnya di angka 8,29 persen (yoy).
SAMARINDA - Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM bersumber dari kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 28,65 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,43 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky P Gozali mengatakan, kinerja kredit UMKM mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini menandakan bisnis UMKM sudah bergerak jauh lebih baik seiring pertumbuhan penyaluran modal kerja. Namun pertumbuhan kredit investasi secara umum terkontraksi sebesar 10,15 persen (yoy) setelah triwulan sebelumnya tumbuh 6,61 persen (yoy).
“Pembiayaan kepada UMKM memiliki pangsa sebesar 17,85 persen dari total penyaluran pembiayaan perbankan di Kaltim, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang memiliki pangsa sebesar 18,13 persen,” jelasnya, Selasa (27/12).
Ricky menjelaskan, pertumbuhan kredit juga sejalan dengan risiko kredit yang membaik. Risiko kredit UMKM kembali mengalami perbaikan dan berada di bawah threshold 5 persen. Risiko kredit UMKM membaik dibandingkan triwulan sebelumnya dari 4,57 persen menjadi 4,13 persen.
Membaiknya risiko kredit UMKM Kaltim disebabkan risiko kredit modal kerja hanya 5,03 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,36 persen. Sementara itu, risiko kredit investasi sedikit mengalami peningkatan menjadi 1,97 persen setelah pada triwulan sebelumnya tercatat 1,88 persen.
“Berdasarkan pangsanya, pembiayaan modal kerja menjadi penyumbang utama kredit UMKM sebesar 70,54 persen sementara 29,46 persen sisanya disumbang oleh kredit investasi UMKM,” tuturnya.
Berdasarkan lapangan usahanya, peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM bersumber dari peningkatan penyaluran kredit ke sektor pertanian dan sektor pertambangan. Kredit ke sektor pertanian tumbuh sebesar 61,67 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 32,23 persen (yoy).
Sementara itu, meski masih terkontraksi, kredit UMKM ke sektor pertambangan mengalami perbaikan dan tercatat sebesar 28,18 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 46,83 persen (yoy). Sementara itu, kredit UMKM di sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,38 persen (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,95 persen (yoy).
Berdasarkan pangsanya, kredit UMKM ke sektor PHR mendominasi penyaluran kredit UMKM di Kaltim dengan pangsa 41,8 persen, diikuti oleh sektor pertanian dengan pangsa sebesar 27,06 persen. “Adapun lapangan usaha yang memiliki pangsa terkecil dalam penyaluran kredit UMKM adalah lapangan usaha pertambangan. Yakni sebesar 3,64 persen dari total penyaluran kredit UMKM,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda