FORUM ALCo (Asset Liability Committee) Kaltim mencatat trend positif penerimaan negara. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III 2022 sebesar 5,28 persen (year on year/yoy). Penguatan kinerja ekonomi Kaltim ini didorong mobilitas masyarakat di seluruh area dan keberhasilan program vaksinasi yang masif.
Plt Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kaltim Budi Lesmana mengatakan, realisasi APBN tentunya juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada November 2022, realisasi belanja APBN regional Kaltim mencapai Rp 37,18 triliun atau 90,24 persen dari pagu.
Realisasi belanja Kementerian atau Lembaga mencapai Rp 9,90 triliun atau 68,36 persen dari pagu. Capaian belanja tersebut meningkat sebesar 32,26 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan pada belanja modal sebesar 110,57 persen.
Selanjutnya, untuk penyaluran TKD (transfer ke daerah) regional Kaltim sampai 30 November 2022 mencapai Rp 26,59 triliun atau 102,45 persen dari pagu. Sementara itu, penyaluran dana desa sebesar Rp 689,06 miliar atau 90,63 persen dari pagu. Penyaluran TKDD November 2022 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, dibandingkan 2021, yaitu sebesar 54,12 persen.
“Hal ini disebabkan adanya penambahan pagu pada jenis transfer dana bagi hasil (DBH) sebesar Rp 6,59 triliun,” jelasnya dalam konferensi pers ALCo regional secara daring, (27/12).
Selain itu, kinerja pendapatan negara di Kaltim juga semakin baik. Pendapatan negara melanjutkan kinerja yang baik dari tahun lalu seiring pemulihan ekonomi yang semakin kuat. Sampai dengan November 2022, pendapatan APBN Regional Kaltim mencapai Rp 32,45 triliun atau 123,77 persen dari target. Pendapatan negara tersebut tumbuh 87,32 persen (yoy).
Penerimaan pajak dalam negeri mencapai Rp 26,07 triliun atau 125,97 persen dari target, tumbuh 107,65 persen (yoy) didorong pertumbuhan positif pada semua komponen pajak dalam negeri. Penerimaan November 2022 ditopang 70,04 persen oleh lima sektor dominan, yaitu pertambangan dan penggalian, perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, konstruksi serta transportasi dan pergudangan.
Penerimaan perdagangan internasional di regional Kaltim pada November 2022 mencapai Rp 4,55 triliun atau 111,33 persen dari target. Penerimaan tersebut tumbuh signifikan didorong oleh peningkatan pada komponennya, yaitu bea masuk dan bea keluar. Penerimaan bea masuk mencapai Rp 1,19 triliun, tumbuh 58,46 persen (yoy), sedangkan penerimaan bea keluar mencapai Rp 3,35 triliun, tumbuh sebesar 35,79 persen (yoy).
Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai November 2022 mencapai Rp 1,83 triliun atau 127,50 persen dari target. Penerimaan PNBP tumbuh 18,65 persen (yoy). Penerimaan PNBP dari PNBP Aset, PNBP Piutang Negara, dan PNBP Lelang berkontribusi sebesar Rp 121,97 miliar. Secara spesifik, peningkatan penerimaan PNBP dipengaruhi oleh meningkatnya penerimaan dari Pendapatan Jasa Navigasi. “Saat ini juga kinerja APBD semakin kuat di Kaltim,” ungkapnya.
Pada November 2022, realisasi Belanja APBD regional Kaltim mencapai Rp 27,39 triliun atau 76,23 persen dari pagu. Realisasi belanja APBD didominasi oleh belanja operasi dengan realisasi sebesar Rp 18,01 triliun atau 77,79 persen dari pagu, disusul realisasi belanja modal dengan realisasi sebesar Rp 3,84 triliun atau 63,18 persen dari pagu. Belanja tidak terduga memiliki realisasi terkecil dengan realisasi sebesar Rp 76,90 miliar atau 10,05 persen dari pagu.
Realisasi pendapatan APBD Kaltim pada November 2022 sebesar Rp 37,08 triliun didominasi oleh komponen pendapatan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). Pendapatan dari TKDD berkontribusi sebesar 70,71 persen terhadap total pendapatan daerah, sementara pendapatan asli daerah (PAD) hanya berkontribusi sebesar 28,98 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKDD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada Pemda Kaltim,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda