DI tengah meningkatnya transaksi nontunai, aliran uang kartal di Kaltim masih meningkat. Pada triwulan III 2022 angkanya mencapai Rp 3,57 triliun, sedangkan uang yang masuk ke Bank Indonesia hanya Rp 2,46 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky P Gozali mengatakan, aliran uang kartal di Kaltim mencatatkan posisi net outflow sebesar Rp 1,11 triliun. Hal ini sejalan dengan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat di luar daerah. Juga perekonomian Kaltim yang tumbuh sebesar 5,28 persen (year on year/yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,28 persen (yoy).
Secara spasial, outflow terbesar bersumber dari wilayah kerja KPw Bank Indonesia Kaltim sebesar Rp 2,28 triliun, sementara outflow KPw Bank Indonesia Balikpapan tercatat sebesar Rp 1,28 triliun. Pada triwulan III, BI Kaltim memiliki net outflow Rp 0,64 triliun, sementara BI Balikpapan mencatatkan net outflow sebesar Rp 0,47 triliun.
“Berakhirnya hari besar keagamaan dan libur sekolah membuat terjadinya penurunan dropping uang layak edar (ULE) pada triwulan III 2022,” jelasnya.
Dropping ULE tercatat sebesar Rp 1,16 triliun, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,52 triliun. Saat ini kegiatan penyediaan ULE dioptimalkan melalui kas titipan di empat lokasi di wilayah Benua Etam, antara lain Sangatta (Kutai Timur), Tanjung Redeb (Berau), Sendawar (Kutai Barat) dan Tana Paser (Paser).
Dalam rangka memastikan terjaganya kualitas uang kartal yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia menjalankan kebijakan clean money policy (CMP). Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE) secara rutin.
Pada triwulan III 2022, nominal penarikan UTLE adalah sebesar Rp 484 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 23,85 persen (yoy). Rasio UTLE terhadap inflow pada triwulan III 2022 tumbuh 19,69 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 15,92 persen (yoy). (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda