Daya beli masyarakat dinilai masih tinggi meski terpaan isu global membuat mereka lebih berhati-hati dalam berbelanja. Untuk itu, pelaku usaha diharapkan terus meningkatkan kualitas produk agar bisa menarik minat.
BALIKPAPAN - Ketua Mangrove Moslem Community (MMC) Syarifah Emi Alaydrus menuturkan, perekonomian di Kaltim masih berjalan normal. Apalagi jelang akhir tahun berbagai kegiatan digelar dan menunjang penjualan pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Selain itu, aktivitas masyarakat dalam jual beli baik di pasar tradisional hingga modern mengalami tren positif.
“Kuliner menjadi kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan kriya yang menjadi kebutuhan sekunder. Meski demikian, para perajin kriya di Balikpapan tetap mengalami pertumbuhan juga. Secara angka saya tidak bisa menyebutkan, cuma dari berbagai kegiatan pameran kan terlihat produk aksesori, batik, maupun hasil kriya lainnya semakin beragam,” bebernya, Selasa (13/12).
Maka itu, ia mengatakan, menghadapi 2023 dirinya tetap optimistis UMKM masih akan terjaga. Walau kenaikan harga pasti terjadi. Yang mana dia mendorong pula pihak perusahaan bisa membantu dan meningkatkan jumlah produksi UMKM dengan menyalurkan corporate social responsibility (CSR). Apalagi dengan keberadaan ibu kota negara (IKN) menjadi peluang lebih besar bagi UMKM untuk tumbuh.
Emi menanggapi fenomena gulung tikar para pelaku kuliner yang sempat viral memang amat disayangkan. Itu terjadi dikarenakan tidak sedikit dari pengusaha menghabiskan bujet marketing di awal-awal, tetapi tidak dibarengi dengan menjaga konsistensi kualitas produk. Serta ada pula yang kehabisan modal dengan masalah internal.
Menurutnya, membangun sebuah usaha terutama kuliner tidak mudah. Sebab, banyak aspek harus diperhatikan. Bukan sekadar bermain promosi. “Usaha kuliner itu sulit, karena yang dijual ialah kepercayaan dan konsistensi. Berlaku buat jenis usaha lainnya, tapi bila di tengah jalan rasa atau kualitas masakan berkurang kan bisa membuat konsumen kecewa. Inilah yang kerap terjadi, maka tidak heran mereka hanya ramai di awal-awal buka, tapi belakangan menghilang,” kata Emi.
Selain kuliner, Indonesia termasuk Benua Etam juga harus bersiap dengan pasar internasional. Di mana Indonesia digaungkan sebagai kiblat mode busana muslim. Pasarnya luar biasa. Terutama busana muslim perempuan.
“Semakin ke sini, Balikpapan akan terus disorot. Terutama para pengusaha yang bergerak di bidang fashion. Peluangnya masih sangat terbuka lebar, tinggal bagaimana kita mengambil kesempatan dan menjalankannya. Bahkan dengan modal yang tidak terlalu besar, kita bisa memulai dengan usaha rumahan seperti kuliner maupun buah tangan lainnya,” ucapnya.
Di samping itu, serapan partisipan pengadaan barang dan jasa dari diharapkan dapat meningkat. Sebab sampai sekarang, Kabid Koperasi dan UMKM di Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan Bahrian menilai masih belum maksimal. Dalam rangka menyambut pemindahan IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), pelaku UMKM diharapkan semakin meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
Guna meningkatkan jumlah partisipan tersebut, pemerintah Kota Minyak melalui Dinas Koperasi dan UMKM tengah mengembangkan e-Catalog. Tujuannya agar memudahkan para pengusaha maupun pelaku UMKM dalam bertransaksi, serta menemukan referensi secara lebih cepat.
Tidak hanya kuliner, kerajinan dan fashion. Masih banyak jenis usaha lain, berupa alat tulis kantor, furnitur hingga bahan bangunan bisa bergabung di e-Catalog. “Memang paling menonjol itu UMKM kuliner pertumbuhannya lebih dari 50 persen, bahkan lebih, tapi sebenarnya masih banyak potensi dari UMKM lainnya yang masih bisa kita tingkatkan,” tandasnya. (ndu/k15)
Ulil
[email protected]