JAKARTA - Para pekerja bisa merasa optimistis menyambut Tahun Baru. Survei Mercer menunjukkan, perusahaan-perusahaan di Indonesia memperlihatkan tanda-tanda pemulihan yang stabil. Terindikasi dari prakiraan kenaikan gaji yang lebih tinggi pada 2023.
Survei total remunerasi gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen tahun depan. Lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya 5,8 persen. Melanjutkan tren kenaikan gaji berbagai perusahaan di Indonesia sejak 2021. Meskipun demikian, kinerja perusahaan belum pulih seperti di 2019 dengan kenaikan gaji 6,9 persen.
Market Leader for Indonesia Mercer Astrid Suryapranata mengatakan, kenaikan gaji mengindikasikan perbaikan performa perusahaan. Selain itu, mempertimbangkan kenaikan inflasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022. “Namun, perlu dicatat pula bahwa perusahaan-perusahaan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan kinerja seperti semula (sebelum pandemi) mengingat dampak luas dari kenaikan tingkat inflasi saat ini,” jelas Astrid di kantornya, kemarin (13/12).
Setiap sektor industri mencatatkan perbedaan kenaikan gaji karyawannya. Sektor emerging tech (startup) diprediksi mengalami kenaikan gaji tertinggi di 2023 mencapai 8,2 persen ketimbang sektor lainnya. Lalu, perusahaan high tech di posisi kedua dengan proyeksi kenaikan gaji karyawan sebanyak 6,9 persen.
Namun pada saat bersamaan, sektor emerging tech dan high tech juga merupakan dua sektor industri yang diprediksi akan meningkatkan gaji lebih rendah dibandingkan kenaikan di 2022. “Hal itu mungkin saja terjadi akibat investasi pada kedua jenis industri yang dinilai melambat dan perubahan perilaku dari konsumen online pasca pandemi,” paparnya.
Meski proyeksi gaji sektor emerging tech dan high tech menurun, Astrid memperkirakan, permintaan terhadap jasa keduanya akan terus tumbuh. Perusahaan-perusahaan sebaiknya fokus pada pengelolaan keuangan untuk keberlangsungan pada masa mendatang.
Jika dibandingkan kenaikan gaji pada tahun sebelumnya, pertambangan dan penyedia layanan pertambangan bakal meningkat dari 5,7 persen tahun ini menjadi 6,3 persen di 2023. Sejalan dengan terkereknya harga komoditas yang pesat sejak awal 2021. Begitu pula, industri penyedia produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods) yang naik 6,1 persen dari 5,7 persen.
Di sisi lain, emerging tech, high tech, dan consumer goods menjadi sektor dengan tingkat pengunduran diri tertinggi. Masing-masing sebesar 15 persen, 8 persen, dan, 9 persen. Sebagian besar disebabkan oleh fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Astrid menyebutkan, para pengusaha juga tetap waspada di tengah keoptimisannya dalam menghadapi 2023. Mengingat, tingkat inflasi yang diramalkan akan terus naik dan pertumbuhan ekonomi yang umumnya cenderung melambat. Akibatnya, tidak banyak perusahaan yang berencana menambah jumlah karyawan pada tahun 2023.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Mercer untuk Pasar Asia Tenggara Godelieve van Dooren menuturkan, Indonesia tidak mengalami peningkatan pergantian karyawan yang tinggi tahun ini dibanding negara-negara lain di kawasan. Tapi, para pengusaha tidak boleh cepat berpuas diri. Harus memanfaatkan situasi yang relatif stabil saat ini untuk berpikir sejenak. Mengkaji dan meningkatkan strategi kompensasi maupun penghargaan kepada karyawan setelah 2023.
“Mereka tetap harus memastikan bahwa paket manfaat bagi karyawan mereka menarik dan relevan. Menawarkan hal-hal seperti pengaturan waktu kerja yang fleksibel dan dukungan kesejahteraan karyawan. Sehingga, arus karyawan baru akan terus mengalir dan tenaga kerja yang ada tetap loyal,” papar perempuan yang akrab disapa G itu. (han/dio)
Proyeksi Kenaikan Gaji Karyawan Per Sektor
Tahun
2021 2022 2023
Life science 5,6 persen 6,1 persen 6,4 persen
High tech 5,9 persen 7,3 persen 6,9 persen
Emerging tech 6,6 persen 9,3 persen 8,2 persen
Kimia 6,2 persen 6,4 persen 6,3 persen
Tambang dan pelayanan tambang 5,1 persen 5,7 persen 6,3 persen
Consumer goods 5,8 persen 5,7 persen 6,1 persen
Otomotif 4,2 persen 4,3 persen 4,1 persen
Sumber: Survei Mercer