Pekan lalu, sebelas awak media dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Balikpapan melawat ke Sulawesi Selatan. Dalam agenda studi banding sesama jurnalis di sana, diskusi tentang keterkaitan dua daerah ini pun berlangsung menarik.
PERTEMUAN yang berlangsung Rabu (7/12) itu bukan semata silaturahmi profesi. Terlebih, antara Sulsel dengan Kaltim, khususnya Balikpapan, memiliki banyak keterkaitan. Dari geografis, ekonomi, hingga arus penyebaran penduduk.
Yang kita ketahui di sini, Sulsel setidaknya adalah daerah asal cukup banyak pendatang yang ada di Kaltim. Kita juga tahu, beberapa jenis pangan yang dikonsumsi di sini pasokan dari Pulau Sulawesi.
Lantas, bagaimana Kaltim di mata masyarakat di sana? Setidaknya, dari sudut pandang para awak media, yang tentu terepresentasi dari sudut pandang masyarakat secara umum. Terlebih, progres dan isu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di daerah ini, sedang seru-serunya.
“Jujur, sebenarnya kami di Sulsel, terkhusus Makassar ini, tidak terlalu peduli soal ibu kota baru. Karena walaupun tanpa isu tersebut, Kaltim adalah daerah yang menarik bagi kami dari berbagai aspek,” ujar Arsyad Hakim, ketua bidang kerja sama PWI Sulsel saat menyambut rombongan PWI di kantornya, Jalan AP Pettarani No. 31, Makassar.
Pria yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi Harian Fajar ini pun tak menampik, bahwa seluruh daerah di Sulawesi memiliki ketergantungan terhadap Kalimantan. Khususnya, dari sisi serapan produk hingga hubungan kerja sama investasi.
“Pemodal dari Kalimantan makin masif masuk ke Sulawesi. Apalagi, ibu kota sekarang katanya sedang mulai dibangun. Pasokan material dari sini juga banyak lari ke sana. Kadang-kadang pengusaha di sini tidak kebagian,” terang Arsyad.
Ketua Bidang Pendidikan PWI Sulsel Ismail Asnawi menambahkan, dari bisnis media, Kaltim juga adalah pasar yang menarik. Berita dari wilayah Sulawesi, disebutnya memiliki pembaca dari Benua Etam.
“Apalagi sekarang online, jadi mudah diakses. Dulu pernah kami temui, ada semacam tabloid dari Makassar, itu edar sampai Balikpapan. Karena orang di sana mau tahu juga perkembangan di sini (Sulsel),” terang dia.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan PWI Balikpapan yang dikoordinasi Teguh Suwito, juga meminta masukan terkait organisasi. Khususnya, dalam hal pengembangan jaringan, pendidikan, hingga perlindungan terhadap wartawan. Sebab, PWI Sulsel diketahui memiliki ukuran keanggotaan cukup besar, yakni 480 anggota biasa, dengan lebih dari 1.000 kartu tanda anggota.
“Dalam setahun kami bisa melaksanakan 5 UKW (uji kompetensi wartawan). Bisa 30 peserta sekali pelaksanaan. Artinya, dalam setahun, kita turut memastikan sekitar 150 wartawan itu tersertifikasi kompeten,” ungkap Manaf Rachman, yang menjabat ketua bidang organisasi.
Gerakan itu, selain mengakomodasi pesatnya pertumbuhan media belakangan ini, juga untuk mengawal agar profesi ini tak disalahgunakan. “Setiap ada UKW, kami dahului dengan pelatihan dasar,” kata dia. (ms/k15)
NUR RAHMAN SAERONI
[email protected]