SAMARINDA-Kaltim makin dilirik luar negeri. Upaya menarik investasi dan menggenjot perekonomian juga terus dilakukan. Penunjukan Kaltim sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) membuat banyak pihak ingin menjalin kerja sama dengan Benua Etam. Mulai dari menjajaki kerja sama baru, hingga janji berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, Kutai Timur, yang tak kunjung aktif beroperasi. Kunjungan diharapkan tak sekadar penjajakan saja. Tetapi, berlanjut ke realisasi.
Kemarin (12/12), delegasi Sabah China Chamber of Commerce (SCCC) mengunjungi kantor Gubernur Kaltim. Sekretaris Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menerima kunjungan tersebut. Dia menjelaskan, tamu dari negeri jiran ini datang untuk mengenal potensi kemungkinan kerja sama di berbagai sektor usaha. “Karena Kalimantan ini satu daratan. Mereka berharap, ada konektivitas yang bisa menghubungkan Kaltim dan Sabah. Apalagi, Kaltim juga sudah ditetapkan sebagai IKN,” terangnya. Maka dari itu, lanjut Sri Wahyuni, jika dua daerah ini terhubung akan bagus dampaknya. Bukan hanya di sektor transportasi, tetapi juga untuk produk-produk industri dan perdagangan.
Menurutnya, selama ini SCCC banyak bergerak di bidang transportasi industri hilir. Seperti makanan beku, baik ikan, daging sapi hingga ayam. SCCC pun mencari potensi itu di Kaltim selain sektor pariwisata maupun produk hilir dari perikanan dan peti kemas atau kargo. Sri berharap ada tindak lanjut dari pertemuan itu. Misalnya untuk jalur perdagangan. Sebab, antar Kaltim-Sabah selama ini memutar. Misalnya dari Kalimantan harus ke Surabaya dulu. Apalagi, Sabah punya banyak rute penerbangan internasional, jika bisa lebih mudah masuk ke Sabah secara langsung dari Kaltim, tentu akan lebih baik. Hal ini pun bakal menjadi masukan bagi Pemprov Kaltim maupun Kadin Kaltim ke depan agar bisa melakukan satu kajian.
Lagi pula, Kaltim maupun Sabah sama-sama berada di bawah kerja sama negara-negara Brunei Indonesia Malaysia Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP EAGA). Lebih lanjut, Sri mengatakan, Kaltim memiliki sumber daya alam dan komoditas unggulan dari perikanan dan pertanian. Komoditas unggulan Kaltim yang bisa dikerjasamakan untuk sektor pertanian seperti pisang kepok dan Kaltim sudah ada pasar di Malaysia. Sedangkan kelautan dari udang windu, kepiting, udang ping, kerapu, dan udang putih.
Di sisi lain, untuk menunjang transportasi, Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Kariangau Balikpapan dan Kawasan Industri Buluminung PPU, akan menjadi superhub ekonomi nasional. Kawasan ini pun juga bakal digenjot lagi. Termasuk KEK MBTK yang kerap dapat sorotan karena tak kunjung aktif. Sri Wahyuni mengatakan sudah ada investor yang masuk, yaitu Palma Serasih dengan nilai investasi Rp 45 miliar yang telah membangun tangki timbun. “Pemerintah juga akan mendorong pemerintah pusat untuk memuluskan jalan akses dari berbagai perusahaan yang beroperasi di kawasan itu agar lebih mudah masuk tersambung ke KEK MBTK,” jelasnya.
Banyak investor mengaku tertarik dengan KEK ini. Namun, belum juga pasti beroperasi. Pada akhir 2021, risiko pencabutan status ini sudah diwanti-wanti. Saat itu, Direktur Perusda Melati Bhakti Kaltim Aji M Abidharta mengatakan, berdasarkan hasil penilaian dari Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK), kawasan ini dinilai berjalan lambat dari seluruh pencanangan kawasan ekonomi khusus di Indonesia. Rekomendasi pun diberikan DN KEK, yaitu dengan memberikan waktu untuk manajemen melakukan perbaikan dan bisa menghadirkan investor dalam kurun waktu hingga satu tahun. Ada sejumlah hal yang membuat KEK MBTK juga tidak bisa maksimal. Mulai dari permasalahan belum ada peta masterplan berbasis geospasial. Lalu, Jaringan distribusi air hingga tangki persediaan bahan bakar minyak (BBM).
Pada Juli lalu, Founder Songoritty Group Harry Phon menyambangi Gubernur Kaltim Isran Noor. Saat itu, pihaknya menawarkan rencana investasi jangka panjang yang disebutnya sangat prospektif, unggul, dan ramah lingkungan. Tidak tanggung-tanggung, dalam waktu 10 tahun, mereka akan menyiapkan investasi sebesar Rp 75 triliun di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Dia menjelaskan, pihaknya akan membangun ekosistem perumahan kayu dan perusahaan perkayuan di KEK Maloy. (riz/k15)
Nofiyatul Chalimah
[email protected]