SAMARINDA - Perekonomian Kaltim tahun depan diprediksi tetap tumbuh positif meski melambat dibanding 2022. Pertumbuhan positif tersebut didorong oleh kinerja industri pengolahan dan konstruksi yang diyakini mengalami peningkatan. Sementara, kinerja pertambangan berpotensi menurun akibat perlambatan ekonomi global.
“Tahun depan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja industri pengolahan dan konstruksi yang akan mengalami peningkatan,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky P Gozali, Senin (12/12).
Gozali menjelaskan, peningkatan kinerja lapangan usaha (LU) industri pengolahan utamanya didorong pengilangan minyak yang diprakirakan mengalami peningkatan seiring semakin membaiknya aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Selain itu, perekonomian Kaltim 2023 juga ditopang oleh peningkatan kinerja LU konstruksi sejalan dengan semakin masifnya pembangunan proyek konstruksi Ibu Kota Nusantara (IKN). Beberapa proyek penunjang kawasan IKN telah dimulai lelang di akhir 2022 dan ditargetkan untuk dimulai konstruksi pada 2023.
Beberapa proyek multiyears juga masih berlanjut seperti Bendungan Sepaku Semoi yang ditargetkan dapat beroperasi di akhir tahun 2023 dan proyek RDMP RU V Balikpapan yang ditargetkan beroperasi tahun 2024. Sehingga berpotensi progres pembangunan maupun realisasi investasi yang dilakukan akan semakin masif guna mencapai target yang ditetapkan.
“Sayang LU pertambangan diprakirakan tumbuh relatif terbatas pada tahun 2023,” ungkapnya. Hal tersebut terjadi seiring dengan prakiraan penurunan permintaan negara tujuan utama serta proyeksi harga komoditas batu bara yang akan melandai. Kondisi ini secara langsung berpotensi menahan permintaan batu bara Kaltim untuk tumbuh lebih tinggi dibanding capaian tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, peningkatan kasus Covid-19 di Tiongkok yang merupakan negara mitra utama Kaltim berisiko menyebabkan permintaan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, fenomena La Nina masih akan terjadi hingga triwulan I 2023 sehingga berpotensi menekan kinerja produksi sektor pertambangan akibat cuaca yang kurang kondusif.
“Seperti yang diketahui bersama, ekonomi Kaltim yang masih didominasi pertambangan tentunya bisa terganggu akibat terbatasnya kinerja batu bara. Sehingga, tahun depan ekonomi diprediksikan tetap tumbuh positif, hanya saja tidak lebih tinggi dari tahun ini,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda