Pemkot Samarinda melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) tengah menyusun revisi masterplan smart city periode 2022–2025 mendatang.
SAMARINDA–Prosesnya sudah memasuki focus group discussion (FGD). Pada tahap tersebut, tim penyusunan menerima masukan dari beberapa ahli serta stakeholder dari OPD, instansi vertikal, akademisi, pengusaha, hingga perbankan.
Selanjutnya, semua masukan akan didiskusikan dalam dokumen buku smart city, sebagai bagian dari peraturan wali kota (perwali) baru yang ditargetkan dapat terbit sebelum tutup tahun ini.
Kepala bidang (Kabid) Aplikasi dan Layanan E-Government Diskominfo Samarinda Suparmin menerangkan, dasar revisi perwali smart city sebagaimana tertuang dalam perwali yang sudah ada dan disahkan pada 2017. Perwali terbaru akan berlaku hingga 2025 mendatang.
”Ada perubahan visi dari kota metropolitan menjadi Kota Pusat Peradaban, sebagaimana visi Wali Kota Samarinda Andi Harun,” ucapnya. “Penyusunan masterplan juga merujuk UU Nomor 3/2022 tentang Ibu Kota Negara, yang juga berlandaskan smart city,” tambahnya.
Suparmin menerangkan, dalam penyusunan masterplan mengacu pada beberapa landasan kegiatan (lihat infografis). Selain itu, turut menggandeng beberapa pihak seperti OPD, akademisi, hingga tim wali kota untuk akselerasi pembangunan (TWAP). “Tim itu menjadi lawan diskusi kami, karena mereka terdiri dari para ahli/praktisi dari berbagai bidang, serta bersentuhan langsung dengan masyarakat,” terangnya.
Dia menjelaskan, dalam penyusunan masterplan mengambil visi wali kota sebagai Kota Pusat Peradaban, dengan penjelasan kehidupan beradab atau civil society. Sehingga, perlu ada nilai kemanusiaan, kebudayaan, dan agama, akan mewarnai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
“Nilai-nilai gotong royong dan kebudayaan akan mewarnai. Agar kebijakan yang dikembangkan semakin kuat nuansa lokal,” jelasnya. Sehingga, pemerintah menggandeng Pemprov DI Jogjakarta, dalam hal ini Dr Sayuri Egaravanda selaku Kabid Layanan Teknologi Informatika (Aptika) Diskominfo DIY. “Karena mengambil ruh tematik sebagaimana berlaku di provinsi tersebut. Jadi tidak melulu soal teknologi. Bersama Dr Dedy Sushandoyo selaku pembimbing smart city Kominfo yang juga dosen sekolah bisnis dan manajemen (SBM) ITB,” tutupnya. (dra/k8)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46