BALIKPAPAN-Pandemi Covid-19 tampaknya sudah hampir berlalu. Namun, bukan berarti produksi oksigen menurun. Nyatanya, PT Surya Biru Murni Acetylene (SBM) Tbk justru mengembangkan pabrik baru di Batakan, Balikpapan. Produksi gasnya pun meningkat dua kali lipat.
Kamis (8/12), perusahaan asal Kota Minyak yang sudah initial public offering (IPO) itu mulai melakukan pemasangan mesin pemroduksi oksigen dan nitrogen di pabriknya berlokasi di Batakan. Mesin tersebut sebelumnya dipesan dari Tiongkok. “Kami pesan di Tiongkok sekitar Maret 2022. Mulai pengiriman ke Indonesia akhir September. Oktober sampai Surabaya. Lalu, sampai pabrik tadi malam (7/12),” ucap Komisaris Utama PT SBM Effendi di kantornya.
Dia menyebut, ditargetkan akhir Februari 2023 sudah selesai pengembangan pabrik baru. Selanjutnya pada 1 Maret 2023, mesin tersebut sudah memproduksi oksigen dan nitrogen. Dengan adanya mesin baru tersebut, maka produksi PT SBM bakal meningkat. Dari saat ini, sebesar 700 meter kubik per jam menjadi 1.500 meter kubik per jam atau 40 ton per hari.
Effendi menjelaskan, pengembangan pabrik dengan mendatangkan mesin dari Tiongkok tersebut, PT SBM mesti menggelontorkan investasi sekitar Rp 40 miliar. Salah satu komponen mesin yang dipasang kemarin memiliki tinggi sekitar 24 meter dengan bobot 70 ton. “Kami akan memberdayakan tenaga kerja lokal untuk mengoperasikan mesin di pabrik baru ini,” bebernya.
Komisaris Independen PT SBM M Slamet Brotosiswoyo menambahkan, dari pengembangan pabrik tersebut bisa mendukung green energy yang dicanangkan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU). “Saya rasa, keberadaan pabrik baru ini juga bisa menunjang pemindahan IKN,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Operasional PT SBM Iwan Sanyoto menyebut, pengembangan pabrik ini merupakan bagian dari ikhtiar menunaikan janji perusahaan kepada investor. “Alhamdulillah, sudah terealisasi. Ini janji kami kepada pemegang saham. Kami yakin akan meningkatkan dari segi revenue tahun depan,” jelasnya.
Produksi oksigen banyak digunakan saat pandemi Covid-19. Kini setelah kasusnya menurun, PT SBM justru mengembangkan pabrik baru. Iwan menyebut, pasar perusahaannya bukan hanya sektor kesehatan atau rumah sakit. Justru pasar terbesar ada di sektor pertambangan minyak dan gas, tambang batu bara, pabrik crude palm oil (CPO), dan Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina.
Adapun ke depan, kata dia, yang menjadi potensi konsumen oksigen dan nitrogen adalah pabrik smelter dan pembangunan IKN. Untuk saat ini, dalam pembangunan IKN sudah ada produk oksigen yang digunakan. Namun, jumlahnya memang belum signifikan. “Menurut saya, dari semua pasar itu tidak ada yang dominan,” ucapnya.
Seperti keperluan oksigen saat pandemi Covid-19 era Delta pada 2021 yang cukup besar. Kala itu, keperluannya di Kaltim mencapai 70 ton per hari. Kini setelah mereda, keperluan oksigen bisa menurun hingga 75 persen bahkan lebih. “Tapi, produksi oksigen kami (PT SBM) tidak turun. Justru bertambah. Itu karena pasar kami beragam,” jelasnya. “Pasar kami sampai Kalteng, Kalsel, dan Kaltara,” lanjutnya.
Iwan mengklaim, grafik revenue perusahaannya mengalami peningkatan meski pandemi terus mereda. Target penjualan tahun ini hingga kuartal ketiga mengalami peningkatan. Dia optimistis hingga tutup tahun terus meningkat. “Jadi, tidak pengaruh setelah pandemi mereda,” terangnya. “Tahun depan, optimistis juga penjualan bisa naik dua kali lipat. Tapi, tetap semua menyesuaikan pasar,” sambungnya.
Iwan menyebut, sejumlah produk yang dihasilkan PT SBM. Selain oksigen dan nitrogen, pihaknya juga memproduksi argon. “Ketiga produk ini sebenarnya sama. Hanya kelas atau kualitasnya yang berbeda. Argon yang kelasnya paling tinggi,” bebernya.
Dia menjelaskan, produksi PT SBM saat ini sebenarnya masih kurang untuk bisa melayani para konsumennya. Itu pula yang mendasari perusahaan mengembangkan pabrik baru. “Karena kurang, kami mengambil dari Jawa untuk memenuhi keperluan oksigen. Tapi dengan adanya pengembangan pabrik, saya rasa ini akan cukup untuk memenuhi keperluan,” bebernya. (rom/k15)
ROMDANI
[email protected]