BALIKPAPAN - Perkembangan harga berbagai komoditas pada November 2022 secara umum menunjukkan kenaikan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Mustaqim menuturkan, berdasarkan hasil pantauan pada November 2022 terjadi inflasi sebesar 0,04 persen atau ada kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 111,28 pada Oktober 2022 menjadi 111,33 pada November 2022.
“Bila berdasarkan tingkat inflasi tahun kalender, Januari–November 2022 sebesar 5,31 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun November 2022 terhadap November 2021 sebesar 6,07 persen,” sebutnya, Rabu (7/12).
Dirinya membeberkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya enam indeks kelompok pengeluaran, yaitu pakaian dan alas kaki sebesar 0,88 persen. Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga lainnya sebesar 0,12 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen.
Lalu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,88 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,27 persen. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,26 persen.
“Ada dua kelompok yang mengalami inflasi 0,88 persen. Yaitu kelompok pakaian dan alas kaki yang terjadi kenaikan indeks dari 92,53 pada Oktober 2022 menjadi 93,34 pada November 2022. Dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga terjadi kenaikan indeks dari 104,48 pada Oktober 2022 menjadi 105,50 pada November 2022,” beber Mustaqim.
Sedangkan dilihat dari kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami penurunan 0,23 persen. Penurunan juga terjadi pada kelompok transportasi sebesar 0,17 persen. Di sisi lain, kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga.
Mustaqim menjelaskan, berdasarkan komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah ikan layang/benggol mengalami kenaikan indeks harga sebesar 3,58 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,0293 persen, diikuti tomat yang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 10,10 persen dengan andil sebesar 0,0240 persen serta batu bata yang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 4,88 persen dengan andil sebesar 0,0185 persen.
Sementara, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya deflasi adalah cabai rawit yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 10,88 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar -0,0372 persen, diikuti oleh bayam yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 21,03 persen dengan andil sebesar -0,0316 persen serta minyak goreng yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 2,13 persen dengan andil sebesar -0,0306 persen.
Adapun dari perbandingan tahun ke tahun, dirinya menjelaskan, bahwa tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2021 sebesar 1,28 persen dan 0,01 persen pada 2020. Tingkat inflasi tahun ke tahun untuk November 2021 terhadap November 2020 sebesar 1,93 persen, dan November 2020 terhadap November 2019 sebesar 0,40 persen.
“Jika data di lapangan memang ada inflasi yang disebabkan oleh ikan layang, tomat dan batu bata. IHK sendiri terus bergerak. Ditambah jelang akhir tahun biasanya memang ramai terjadi,” ungkapnya. (ndu/k15)
Ulil Muawanah
[email protected]