Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen dan akan meningkat menjadi 4,7-5,5 persen pada 2024. Hal itu didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
SAMARINDA - Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tahun depan dibutuhkan upaya diversifikasi sektor ekonomi. Utamanya, industri hilirisasi batu bara harus dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah produk guna memacu pertumbuhan ekonomi.
“Kita harus mampu memanfaatkan cadangan batu bara untuk diolah turunannya sehingga memiliki nilai tambah lebih tinggi dibandingkan penjualan bahan mentah,” tuturnya, Rabu (7/12).
Dia menjelaskan, permasalahan sektor pertambangan, utamanya batu bara sangat memengaruhi kondisi perekonomian Kaltim. Meski saat ini harganya berada pada level tinggi, tapi jangan membuat terlena. Sudah cukup lama perekonomian Kaltim menghadapi tantangan yang cukup besar, yakni relatif tingginya ketergantungan perekonomian terhadap sektor pertambangan, minyak dan gas bumi.
Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tinggi, berkesinambungan dan inklusif dapat dicapai apabila hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang melimpah terus dilakukan. Bersamaan hal itu, menurut dia, pengembangan pariwisata dan UMKM juga perlu senantiasa dilakukan agar peningkatan perekonomian mengalir ke masyarakat.
Selain itu, pengembangan dan penguatan UMKM bertujuan memunculkan banyak produk berdaya saing tinggi dari Kaltim yang siap memasuki pasar global. “Saya berharap, sinergi program dan pengembangan yang dilakukan pemerintah daerah, perbankan bersama stakeholder, mampu mendorong UMKM naik kelas. Tidak hanya di level go digital, namun go ekspor. Sehingga, mampu menjadi kontributor percepatan pemulihan ekonomi daerah tahun depan,” harapnya.
Terpisah, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Hendik Sudaryanto mengatakan, prospek ekonomi Kaltim 2023 diyakini akan tetap tumbuh positif dikarenakan aktivitas masyarakat maupun industri, yang diperkirakan relatif baik di tengah tantangan global yang masih berlanjut.
“Pertumbuhan yang positif didukung oleh peningkatan kinerja di industri pengolahan minyak yang diperkirakan akan lebih tinggi seiring aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat,” ujarnya.
Selain itu, BI Kaltim memperkirakan geliat pembangunan di Kaltim khususnya pembangunan proyek IKN dan proyek strategis nasional lainnya akan semakin masif dan meningkatkan kinerja sektor konstruksi. Namun, pertumbuhan lebih lanjut diprakirakan tertahan oleh lapangan usaha pertambangan seiring dengan risiko perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra utama.
Seperti yang diketahui, hampir separuh dari pangsa produk domestik regional bruto (PDRB) Kaltim saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan dan ekspor SDA mentah khususnya batu bara. Tahun depan, dibutuhkan pertumbuhan sektor lain agar perekonomian lebih kuat.
Untuk terus menumbuhkan sektor lain, tanpa melupakan sektor batu bara, pengembangan kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri, dapat menjadi salah satu upaya untuk mengawali proses transformasi struktural perekonomian Kaltim hingga tumbuh lebih tinggi, inklusif, stabil, dan berkelanjutan.
Untuk mendukung itu, KPw-BI Kaltim dan berbagai instansi yang tergabung dalam Regional Investor Relations Unit (RIRU) telah melaksanakan sejumlah key activities seperti melakukan penjaringan potensi investasi, melakukan fasilitasi one-on-one meeting terhadap project owner, dan potential investors dan memberikan fasilitas business matching UMKM potensial dengan potential buyers dari berbagai negara.
“Berdasarkan asesmen tersebut dan memerhatikan beberapa risiko yang dapat muncul, maka pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2023 diperkirakan masih tetap melanjutkan momentum pertumbuhan positif, meski sedikit melambat dibandingkan 2022,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda