Normalisasi kegiatan pemerintah jelang akhir tahun ini berhasil mengerek okupansi di hotel berbintang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Oktober 2022 tingkat penghunian kamar (TPK) mencapai 64,20 persen.
SAMARINDA - Okupansi Oktober 2022 mengalami peningkatan 3,95 poin dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 60,25 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2021, terjadi peningkatan TPK sebesar 1,80 poin.
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kaltim Budi Wahjono mengatakan, tren okupansi di Kaltim tahun ini memang sedang meningkat cukup tinggi. Rata-rata okupansi sepanjang tahun sudah berada di atas 65 persen. “Bahkan untuk hotel kami (Mercure dan Ibis) okupansi rata-rata di atas 95 persen,” jelasnya, Senin (5/12).
Secara histori, dia menyebut bahwa November memiliki okupansi tertinggi. Sedangkan Desember sekitar 90 persen. Salah satu pendongkraknya adalah aktivitas pemerintah yang mulai normal. Sehingga kegiatan bisa maksimal. Selain itu, tingginya demand perhotelan di Kaltim belum diimbangi dengan penambahan supply hotel.
Belum banyaknya ketersediaan hotel membuat okupansi hotel-hotel di Kaltim terus meningkat. “Belum ada perubahan signifikan terkait supply kamar hotel, sehingga memang rata-rata okupansi meningkat. Bahkan ada beberapa hotel yang selalu full,” ungkapnya.
Trennya saat ini memang hunian sudah jauh lebih baik, seiring juga banyaknya kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) di hotel-hotel. Peningkatan ini dirasakan sepanjang tahun 2022, bahkan hingga pengujung tahun okupansi diprediksikan akan terus meningkat.
“Kami optimistis hingga Desember ini okupansi masih akan terus meningkat seiring banyaknya kegiatan pemerintah di hotel-hotel,” pungkasnya.
Senada, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, sejak Oktober 2022 event pasti akan banyak dan okupansi terus terdongkrak. Sesuai trennya, memang dari Oktober hingga akhir tahun pasti okupansi cukup tinggi, karena event pemerintah kembali digalakkan.
Tak hanya dari pemerintah, pemindah ibu kota negara (IKN) juga membuat okupansi terus meningkat. Terbukti, saat ini saja lama menginap di hotel saja berubah. Dulu orang menginap di hotel Samarinda dan Balikpapan, rata-rata hanya satu hari. Saat ini, jarang menginap hanya satu hari, rata-rata dua-tiga hari.
“Ini kan menandakan, terjadi pergeseran dan akan menguntungkan industri hotel. Karena orang lebih lama menginap. Selain itu juga, jika weekend hotel di Samarinda pasti penuh, karena permintaan saat weekend cukup besar,” ungkapnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda
Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Dari Bulan ke Bulan (persen)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2021 42,98 43,82 49,38 47,43 46,77 57,67 39,04 41,98 52,74 62,40 63,45 62,62
2022 60,78 58,90 63,82 51,30 62,54 64,60 61,21 60,32 60,25
Sumber: BPS Kaltim