Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni menilai, seorang pemimpin harus adaptif, komunikatif, dan teliti dalam bekerja. Hal itu dia sampaikan, saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Pengembangan Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama se-Provinsi Kaltim di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (30/11).
Dia hadir mewakili Gubernur Kaltim, sekaligus memberikan arahan untuk pencerahan kepada seluruh peserta berdasarkan pengalamannya. "Mungkin pola kepemimpinan kita sudah harus diubah. Baik karena perubahan regulasi, perubahan situasi, adanya pandemi, pasca-pandemi, dan sebagainya, menuntut kita untuk adanya perubahan pola pikir, mindset, dan sikap kita di dalam memimpin organisasi,” ujar Sri.
Selain itu, menurut mantan kepala Dinas Pariwisata Kaltim ini, faktor komunikasi sangat memegang peranan penting dalam leadership. Salah satu contoh yang sering diabaikan adalah penyampaian arahan pimpinan tertinggi hingga ke level terbawah dengan memerhatikan perihal komunikasi.
“Kewajiban kita adalah meneruskan semua arahan pimpinan hingga ke level terbawah dengan baik, benar, dan tepat. Sehingga kita semua bekerja sesuai dengan tugas pokok, target, dan program kerja pimpinan dalam rangka mencapai visi-misi Gubernur,” lanjutnya.
Kemudian, yang juga mendapat sorotan utamanya adalah soal ketelitian pimpinan. Sebagai contoh sederhana adalah membuat surat dinas. Dia mengaku, sering menemukan kesalahan dalam surat kedinasan. Membuktikan bahwa kurangnya penelitian dari pimpinan pejabat terkait.
Padahal, kata dia, semua surat yang ditandatangani itu, orang lain yang menerima tidak akan mempersoalkan atau mengetahui siapa yang membuat konsep surat. Bagi penerima, surat adalah representasi pimpinan yang menandatangani. Sehingga dalam surat resmi yang ditandatangani oleh pimpinan, harus rapi dan benar tanpa adanya kesalahan teknis dalam tulisan. (adv/MF/KRV/pt/kominfokaltim/luc/k8)