Proses wisuda periode II tahun 2022 Universitas Balikpapan (Uniba) di Gedung Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome kali ini sangat istimewa.
BALIKPAPAN–Ribuan orang memadati Gedung Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, Sabtu (19/11). Mereka adalah mahasiswa, civitas akademika, orangtua, hingga kerabat 726 mahasiswa Universitas Balikpapan (Uniba) yang mengikuti proses wisuda periode II tahun 2022.
Rektor Uniba Isradi Zainal yang memimpin jalannya acara menjelaskan, dalam wisuda kali ini, Uniba meluluskan sebanyak 726 mahasiswa dari 12 program studi. Di antaranya, Magister Ilmu Hukum terdapat 31 orang, Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat 29 orang, Pendidikan Matematika terdapat 8 orang, Pendidikan Ekonomi terdapat 18 orang, Ilmu Hukum terdapat 103 orang.
Selain itu, ada untuk Vokasi K3, di mana terdapat 95 orang, Sastra Inggris terdapat 34 orang, Manajemen terdapat 122 orang, Akuntansi terdapat 87 orang, Teknik Sipil terdapat 49 orang, Teknik Mesin terdapat 114 orang, dan Teknik Elektro terdapat 36 orang.
"Pelaksanaan wisuda kali sangat spesial karena dihadiri langsung oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bapak Bambang Susantono. Ini memperkuat eksistensi Uniba sebagai universitas yang akan mengawal IKN," ucap pria yang juga termasuk dalam tim transisi IKN tersebut.
Isradi mengungkapkan, wisuda ini juga sebagai bentuk komitmen Uniba untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan IKN di Kaltim. Dari pengetahuan, teknologi hingga sumbangan pemikiran. "Sehingga keinginan saya, civitas akademika Uniba dan masyarakat Kaltim pada umumnya bisa berkiprah untuk Ibu Kota Nusantara," tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi (Yapenti) Dharma Wirawan Kalimantan Timur, Uniba, Rendi Susiswo Ismail mengatakan, bangga dengan kelulusan para mahasiswa dan mahasiswi yang diwisuda. Dia mendorong agar lulusan terbaik yang masuk peringkat 5 besar, untuk mendaftarkan diri menjadi dosen di Uniba. "Insyallah saya akan tanggung beasiswa penuh," katanya.
Menurut dia, hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. Karena selama ini, kata dia, mudah untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan namun sulit untuk menemukan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan.
"Membangun infrastruktur mudah. Duit bisa dicari. Problem saya saat ini mencari SDM. Misalnya magister teknik, apa lagi doktor," ungkapnya. (ami/rdh/k8)