BALIKPAPAN–Kedatangan ribuan pekerja pada tahap awal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dikhawatirkan membuat penyebaran penyakit malaria tinggi. Untuk diketahui, Kecamatan Sepaku yang ditetapkan sebagai Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN merupakan daerah endemis malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Hingga Agustus 2022, sudah ada tiga kasus kematian karena gigitan nyamuk Anopheles ini.
Hal tersebut menjadi atensi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memitigasi penyebaran kasus malaria di lokasi pembangunan IKN. “Kemenkes bekerja sama dengan Otorita IKN akan bekerja lebih sistematis. Terutama melakukan skrining kepada para pekerja yang akan bekerja pada proyek-proyek infrastruktur di IKN,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi di Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (15/11).
Dia melanjutkan, pemeriksaan kesehatan atau skrining melalui pemeriksaan darah akan dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Balikpapan yang dibantu KKP Samarinda. Para pekerja konstruksi IKN dari luar Kaltim akan menjalani skrining sebelum memasuki wilayah IKN. Ini berkaca yang ditemukan Kemenkes di Papua. Di mana di dalam darah pasien mengandung plasmodium malaria. Tetapi tidak memiliki gejala malaria. Sehingga apabila digigit nyamuk dan tersedot plasmodiumnya, lalu nyamuk itu menggigit orang lain, maka akan menularkan malaria.
“Mereka pasti datang melalui bandara maupun pelabuhan. Untuk itu, mereka akan kami skrining. Jika ditemukan carier seperti ini harus kita temukan dan obati sampai tuntas. Supaya darahnya bersih dari penyakit malaria ,” terangnya. Sementara untuk pekerja lokal konstruksi dan pekerja penunjang, skrining akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim dan Diskes PPU. Pekerja pendukung yang dimaksud Imran adalah, yang melakukan aktivitas di kantin pekerja. Bukan di area konstruksi.
“Kalau pekerja di kantin ini menjadi carier, maka semuanya akan kena. Mungkin sekarang malaria, tapi kita tidak boleh melupakan penyakit menular yang lain. Jadi kami akan melakukan penegakan yang terintegrasi,” jelas Imran. Selain melalui skrining pekerja, dia menyatakan jika Kemenkes akan berusaha menjamin wilayah IKN terbebas dari kasus malaria. Melalui evidence-based untuk mendukung pengambilan keputusan, hingga surveilans migrasi atau cara menemukan penderita malaria di masyarakat. “Dia asli penduduk sini atau pendatang. Kalau asli penduduk sini, harus dicari sumber penularannya. Kalau pendatang, maka kita akan lakukan karantina. Kemudian melakukan pengobatan,” ungkapnya.
Kemudian, Kemenkes juga akan melakukan surveilans faktornya. Untuk melihat seberapa banyak jentik nyamuk di wilayah IKN . Jika sudah diketahui populasi jentik nyamuk di wilayah tersebut, Kemenkes akan melakukan upaya mematikan jentik nyamuknya menggunakan larvasida. Menurut dia, penanganan malaria dapat dilakukan melalui puskesmas. Obatnya pun gratis. ”Tinggal bagaimana faskes yang ada di IKN bisa mendeteksi malaria. Sehingga kita perlu persiapkan faskes ini, agar mereka paham gejala malaria. Dan rapid diagnostic test (RDT) juga akan kami siapkan. Kalau ada yang positif, bisa segera diobati,” tutup Imran.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Bidang Koordinasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tim Transisi IKN Diani Sadiawati menerangkan akan dibentuk tim task force atau satuan tugas lintas kementerian/lembaga dan lintas daerah untuk memastikan penanganan malaria dapat dilaksanakan dengan baik. Sehingga tidak memengaruhi percepatan pembangunan IKN yang ditargetkan bisa selesai pada tahap pertama tahun 2024 mendatang. “Kami akan datang ke lokasi, untuk memastikan perusahaan yang sedang melaksanakan pembangunan di IKN. Dan memberikan arahan, supaya bisa terhindar dari penyebaran malaria ini. Bukan hanya orangnya saja, tetapi juga alat-alatnya perlu dideteksi lebih awal,” katanya.
Dia menambahkan, pendekatan dari semua sektor menjadi penting, terutama saat kedatangan pekerja dari luar Kaltim. “Saat ini, sudah dilatih sekitar 1.800-an orang. Untuk data riilnya, pekerja yang akan bekerja di IKN, kami masih memantau datanya. Karena kaitannya dengan pencegahan penyebaran malaria di wilayah IKN,” pungkasnya. (riz/k8)
RIKIP AGUSTANI
[email protected]