MAKANAN memiliki peran besar untuk memicu timbulnya diabetes. Makanan dan minuman yang mengandung tinggi karbohidrat dan rendah serat, serta makanan tinggi lemak yang dikonsumsi melebihi angka kecukupan gizi menyebabkan kelebihan berat badan yang bisa memicu munculnya diabetes melitus (DM).
Nutrisionis Saibatul Hairiyah menyebut, bagi penderita diabetes, disarankan untuk mengontrol konsumsi karbohidrat dan beralih ke gandum. Roti gandum, sereal, dan makanan sejenisnya sangat baik untuk mencegah diabetes karena memperlambat penyerapan karbohidrat. “Batasi konsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi,” ucap Saiba, Sabtu (12/11).
Lalu bagaimana makanan bisa memengaruhi tingkat keparahan penyakit diabetes? Ahli gizi dari Puskesmas Mangkupalas Samarinda itu menyebut, makanan dengan kandungan indeks glikemik yang tinggi berisiko 21 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang makanannya berindeks glikemik rendah.
“Syarat diet penyakit DM adalah pemenuhan energi untuk mempertahankan berat badan ideal. Karbohidrat sebanyak 45–65 persen dari total asupan energi. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (accepted daily intake, ADI),” jelasnya.
Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis tidak berkalori, seperti aspartam, dan sakarin. Pemanis berkalori seperti gula alkohol dan fruktosa. Fruktosa tidak dianjurkan digunakan oleh penyandang diabetes karena dapat meningkatkan kadar LDL, kecuali fruktosa alami yang terkandung pada buah dan sayuran.
Asupan lemak tidak diperkenankan melebihi 30 persen total asupan energi. “Asupan protein serta pemenuhan kebutuhan akan serat seperti kacang-kacangan, buah sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat,” imbuhnya.
Terkait klaim-klaim ada makanan atau obat herbal yang bisa menyembuhkan diabetes, Saiba menyebut sejauh ini belum ada yang bisa terbukti ampuh menggantikan peran obat atau suntik insulin. Pengidap diabetes dianjurkan untuk mengontrol tingkat gula darah ini berkaitan erat dengan mengatur makanan apa saja yang bisa dan perlu dihindari untuk dikonsumsi.
“Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah tidak menanjak naik bisa dilakukan dengan memilah menu makanan,” tuturnya. Khususnya memilih makanan yang dapat mengembalikan fungsi pankreas penghasil insulin. “Meski memerlukan arahan dari dokter, tetapi upaya menjalani pola makan sehat perlu dilakukan jangka panjang,” ujarnya.
PENYAKIT KATASTROPIK
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Balikpapan Sugiyanto menjelaskan, penyakit diabetes termasuk dalam manfaat yang dijamin pada program jaminan kesehatan nasional (JKN), namun dalam pelayanannya harus sesuai ketentuan. Yaitu, mengikuti alur rujukan berjenjang sesuai kompetensi.
Jika pasien memerlukan pelayanan spesialistik, pasien akan dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). “Perlu diketahui juga diabetes termasuk dalam penyakit katastropik (penyakit yang memerlukan perawatan medis yang lama dan berbiaya tinggi),” ucap Sugiyanto.
Selama tiga tahun terakhir, BPJS Kesehatan Cabang Balikpapan mendata, untuk biaya penjaminan penyakit diabetes telah mencapai Rp 61,7 miliar dengan total 24.380 kasus. Untuk perincian besaran biaya telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan 52 Tahun 2016 tentang tarif Pelayanan Kesehatan. “Selama peserta mendapatkan akses layanan kesehatan sesuai indikasi medis dari dokter, maka seluruh biaya dijamin oleh BPJS Kesehatan,” jelas Sugiyanto. (rom/k8)