Inisiasi memulai usaha datang karena peluang. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Mohammad Isnaini dan istrinya, Latifaturahmah atau Latifah. Dengan autodidak, perlahan merintis bisnis. Kini semakin berkembang dan justru menjadi berkah tersendiri saat pandemi lalu.
SEJAK 2016, Isnaini bekerja di salah satu perusahaan retail mini market di divisi human resource development (HRD). Pada 2018, bosnya sedang mencari supplier yang bisa memenuhi permintaan tas belanja ramah lingkungan non-plastik.
“Di Samarinda coba cari-cari enggak ada, orang kebanyakan ambil di luar (Kaltim) semua. Jadi karena peluang itu, saya coba lah bikin penawaran ke bos saya itu. Berdayakan orang-orang yang bisa jahit, kebetulan kakak sendiri. Terus juga autodidak belajar sablon,” beber Isnaini.
Selain itu, sudah ada aturan mengenai penggunaan kantung plastik yang dilarang di pusat perbelanjaan. Hal itu makin membuat peluang Isnaini untuk menjajal bisnis yang dia beri nama Tas Belanja Samarinda itu.
“Lihat YouTube, bagaimana cara sablon. Beli alat-alatnya. Trial error semua lah. Sampai akhirnya ingat banget, 17 Februari 2019 itu permintaan dari tempat kerja saya itu masuk. Sekitar 1.400 pcs tas mintanya,” lanjut dia.
Selain itu, dia juga berusaha untuk menawarkan yang beda. Tas belanja yang beredar kebanyakan hasil press, bukan jahitan. Sehingga Isnaini tentu menawarkan kualitas dan ketahanan fungsi dari produksi tasnya.
“Jadi pengin supaya orang juga aman pakainya kan. Lebih tebal juga. Karena kan apalagi ibu-ibu bisa bawa baju, sembako, biar enggak jebol gitu. Dari orderan pertama itu, masuk lagi setengah bulan kemudian 1.000 pcs lagi,” jelas Latifah.
Sekitar enam bulan, pasangan suami istri itu fokus memenuhi kebutuhan belanja retail mini market tersebut. Perlahan pun coba pasarkan lebih luas. Sosial media facebook jadi sarana pertama. Dari situ, produknya semakin dikenal dan orderan perlahan semakin banyak.
“Kan semakin berkembang ya alhamdulillah, saya memutuskan resign sekitar Oktober 2019. Mau fokus di usaha ini lah. Jadi belajar soal google bisnis, manajamen atau promosinya,” ungkap pria kelahiran 1991 itu.
Kini permintaan datang dari berbagai pihak. Paling banyak tentu pemerintahan atau organisasi. Dengan jumlah orderan hingga 4 ribu pcs. Bahkan jasanya juga dipercaya oleh beberapa instansi di Kalimantan Utara.
“Banyak lah pokoknya, sampai kirim berkarung-karung. Ya alhamdulillah bisa semakin berkembang. Makanya kami juga coba bangun usaha ini profesional. Termasuk jadi supplier tas polosan untuk percetakan di sini. Jadi mereka tinggal sablon. Itu salah satu goal kami juga sih, jadi kayak supplier untuk di Samarinda,” beber ayah dua anak itu.
Dirinya tak menyangka, usaha yang hanya bermodal peluang dan coba-coba ternyata membawa berkah. Kuncinya adalah jeli manfaatkan peluang dan tak berhenti berusaha. Didukung dengan kemauan.
Kini setidaknya 1-3 bulan sekali dirinya berbelanja bahan baku. Selain pelanggan yang setia dan sudah tahu namanya, pelanggan baru juga bermunculan. Berbagai jenis atau model tas dipenuhi. Tak hanya dijahit, tapi juga dia menyediakan tas model press yang bekerja sama dengan salah satu pabrik di Jawa.
RADEN RORO MIRA
@rdnrrmr