Bosan dengan rute udara yang singkat, saya dan keluarga memilih cara yang berbeda. Perjalanan santai dengan moda transportasi laut untuk memulai liburan panjang ke Jawa.
CATATAN PERJALANAN DINA ANGELINA
ADA banyak kapal yang siap mengangkut penumpang dari Pelabuhan Semayang Balikpapan menuju Tanjung Perak Surabaya. Tapi pilihan kami jatuh pada Kapal Motor (KM) Dharma Ferry VII alias Sunflower Satsuma.

Sudah lama kami menantikan kesempatan mengarungi Laut Jawa dengan kapal buatan Jepang tersebut. Kapal ini sesungguhnya merupakan transportasi pengangkut logistik. Maka, tidak heran ketika menaikinya akan melihat banyak truk bermuatan menuju Tanjung Perak. Meski termasuk kapal muatan, fasilitas kapal Dharma Ferry VII bisa dibilang yang terbaik untuk penumpang.

Kapal ini terdiri dari sembilan tingkat. Lantai dasar hingga kelima untuk parkir kendaraan. Kemudian pada lantai keenam ada lobi dan ruang publik. Ada juga ruang istirahat alias kamar hingga lantai ketujuh.
Sementara di lantai kedelapan terdapat restoran dan ruang saji. Teratas, lantai kesembilan, merupakan anjungan kapal. Penumpang bisa menggunakan lift atau eskalator untuk menjelajahi seluk-beluk kapal. Menariknya, fasilitas yang dimiliki kapal bisa membuat penumpang tak merasa lelah dan buang waktu selama perjalanan.

Saya berangkat dari Pelabuhan Semayang pukul 04.30 Wita. Kami mengambil fasilitas VIP yang jadi primadona di kapal itu. Masuk ke kamar VIP, takjub dengan fasilitas kamar bak hotel mewah. Ada televisi, kulkas, meja tamu, sofa tamu, tempat tidur ukuran twin bed, lemari, hingga kamar mandi. Ini sangat cukup untuk saya dan keluarga berbetah ria di perjalanan.
Momen paling syahdu, yakni kala saya menikmati sarapan sambil menatap jendela kamar yang menyajikan pemandangan laut pagi hari. Momen yang tidak bakal saya temui selain bepergian dengan kapal laut. Sekali trip, penumpang mendapatkan jatah empat kali makan. Ada petugas yang siap sedia mengantarkan makanan ke kamar.
Benar-benar fasilitas bak hotel berbintang. Menu makanan yang saya cicipi lengkap mulai lauk sampai pencuci mulut. Ada nasi dengan ayam, telur, atau daging beserta sayur. Kemudian buah melon, pisang, dan jeli untuk pencuci mulut. Tidak lupa air putih, kopi, dan teh.
Total ada 10 kamar kelas VIP di KM Dharma Ferry VII. Jangan khawatir kepanasan, kamar telah dilengkapi AC sentral dengan suhu ruangan steril sekitar 24–25 derajat. Khusus VIP, semua kamar dilengkapi kamar mandi dengan bathub. Kamar mandi terdiri dari air panas dan air dingin. Serta toilet duduk dengan pengaturan elektrik.
Fasilitas kapal itu semakin membuat saya kagum. Selain restoran atau kafetaria, terdapat juga ruang hiburan, minimarket, sampai ruang medis. Pada momen tertentu, ada penyanyi yang siap unjuk kebolehan sebanyak tiga kali dalam sehari untuk menghidupkan suasana di ruang hiburan. Dengan berbagai fasilitas tersebut, penumpang tidak akan mati gaya untuk menikmati waktu tempuh 32 jam pelayaran.
Jika ingin berburu pemandangan, penumpang bisa naik ke dek kapal pada 06.00 Wita untuk melihat sunrise. Kemudian pada 17.30 WIB untuk menikmati sunset. Kalau lapar, ada restoran yang siap sedia 24 jam. Menu pun bervariasi. Minuman seperti boba tea yang sedang hits juga tersedia di restoran.
Kepala Layanan Jasa Dharma Ferry VII Abdul Hadi bercerita, kapal Dharma Ferry VII produksi tahun 1998 dari Jepang. Kapal ini memiliki panjang 196 meter, lebar 24 meter, dan gross tonnage (GT) 27 ribu. Dalam sekali berlayar, kapal ini bisa memuat hingga 920 penumpang.
“Kendaraan bisa muat 250 mobil kendaraan pribadi dan 150 truk golongan IV, V, VI,” ujarnya. Khusus pengemudi, mereka bisa menikmati layanan laundry dan pijat. Selain VIP, Dharma Ferry VII memiliki kamar dengan kelas I sebanyak 34 kamar.
“Fasilitas kurang lebih sama, ada kamar mandi dalam. Perbedaannya tidak ada bathub dan ukuran ruang juga lebih kecil dari VIP,” tuturnya. Sedangkan untuk kelas II terdapat 36 kamar. Terakhir kamar ekonomi tidur dan ekonomi duduk. (ndy/k8)
DINA ANGELINA
[email protected]