Pemindahan IKN ke Kaltim jadi era baru perekonomian Benua Etam bahkan Indonesia. Eksploitasi sumber daya alam, seperti batu bara, ke depan bukan lagi tumpuan utama.
BALIKPAPAN-Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dipastikan menjadi magnet pertumbuhan ekonomi di Kaltim. Dalam prosesnya, pemindahan pusat pemerintahan tersebut akan mengubah wajah sejumlah sektor yang selama ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi di Benua Etam.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara Myrna Asnawati Safitri menjelaskan, sesuai rencana pembangunan IKN mengusung konsep kota hijau dan hutan (green and forest city). Namun di sisi lain, IKN dan Kaltim secara luas tetap akan bertumbuh secara ekonomi melalui pengembangan ekonomi baru yang berbasis lingkungan yang berkelanjutan.
“Sekarang ini era di mana tidak ada lagi pertentangan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyelamatan lingkungan. Karena ke depan semua pembangunan ekonomi berlandaskan pada kepentingan perlindungan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi,” kata Myrna kepada Kaltim Post setelah mengisi Kuliah Umum Lingkungan Hidup dan Sumber Alam di Lingkungan IKN Nusantara di Universitas Balikpapan, Kamis (3/11).
Kata dia, saat ini jasa lingkungan sudah menjadi salah satu mata uang yang digunakan di banyak negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia pun demikian, hingga ke depan termasuk Kaltim akan mengurangi ketergantungan terhadap industri ekstraktif sebagai sumber pendapatan. “Dipastikan pengembangan ekonomi di kawasan IKN tidak akan ada industri ekstraktif,” ucap perempuan kelahiran Samarinda itu. Adapun industri ekstraktif itu seperti penambangan batu bara.
Dalam paparannya, Myrna mengungkapkan secara garis besar kota hutan di IKN akan melahirkan pekerjaan baru (green jobs). Selain itu, wilayah kota hutan disebut akan meningkatkan nilai properti dan mengurangi penggunaan energi.
Di sisi lain, pariwisata akan menjadi sektor unggulan dan pemerintah akan mampu mengurangi biaya kesehatan serta bencana. “Juga ada peluang mendapatkan pembiayaan dari perdagangan berbasis karbon,” ucapnya. (rom/k15)
M RIDHUAN
[email protected]