Pelaku UMKM perlu meningkatkan nilai tambah sebuah produk. Sehingga, bisa menaikkan nilai jual di pasar ekspor.
ULIL MU’AWANAH, Balikpapan
[email protected]
RATUSAN pelaku usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dari Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Paser mengikuti kurasi yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Kamis (13/10).
Kurasi yang berlangsung di lantai tiga di kantor yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman tersebut menghadirkan dua kurator ternama, yakni Direktur PT Geber Ekspor Indonesia Amalia Jayanti Abdullah dan Direktur Akuisisi Talenta Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jogjakarta sekaligus Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Tiongkok Budy Sugandi.
Kegiatan itu sekaligus menyambut kembali program andalan BI, yakni Gerbang UMKM 2022. Di mana serangkaian acara menarik bakal digeber di Atrium Plaza Balikpapan. Event bertajuk Bangkit Bersama UMKM dan Sambut IKN tersebut berlangsung 14-15 Oktober 2022.
Amalia, yang juga founder Komunitas Ekspor Indonesia itu menuturkan, selain kurasi dilakukan pula business matching untuk pasar Timur Tengah dan Tiongkok. Sebagai aggregator ekspor, dia menuturkan, pasar dunia sangat terbuka terhadap produk UMKM asal Indonesia. Terlebih berkaitan dengan herbal, makanan, dan pakaian/fashion.
Namun, kapasitas UMKM masih berskala kecil. Sehingga, saat melakukan ekspor mesti dilakukan secara berjamaah atau jamak. Maka harus dilakukan kurasi terlebih dulu. Agar lebih meningkatkan value produk, pelaku UMKM harus memerhatikan kemasan, keterangan, serta story telling dari balik produk yang dibuat. Untuk meningkatkan nilai jual produk.
“Beberapa produk dari teman-teman UMKM di sini sudah siap ekspor. Seperti Wedang Dayak, tinggal packaging saja disempurnakan. Dan insyallah jika tidak ada halangan, nanti bisa kita ikutkan pula pameran produk herbal di Oman, pada Maret 2023 mendatang,” sebutnya.
Di pasar Timur Tengah, produk Indonesia itu sangat potensial. Apalagi, ucap Amalia, ada 1,7 juta diaspora Indonesia di Arab Saudi yang bekerja di sektor formal dan nonformal, ditambah dengan jamaah umrah dan haji. Belum lagi banyaknya mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir. Sehingga, produk Indonesia sering dirindukan.
Selain Arab Saudi dan Mesir, Amalia juga mengatakan, beberapa negara seperti United Arab Emirates (UAE), Qatar, Bahrain, Oman memiliki pendapatan tertinggi. Otomatis secara finansial mampu membeli produk Indonesia. Tetapi, di satu sisi, persaingan begitu besar sehingga produk UMKM harus mampu bersaing dengan produk dari negara lain, maka secara value harus ditingkatkan.
Dia menambahkan, sejak Mei 2020, angka ekspor mengalami surplus. Tren peningkatan ekspor Indonesia sampai 200 persen, bahkan di tengah pandemi kala itu. Sektor non-migas mengalami peningkatan tajam.
“Permintaan produk Indonesia di pasar dunia itu tinggi. Cuma selama ini yang jadi trader kebanyakan dari Singapura, bukan ekspor secara langsung. Sedangkan secara sertifikat halal pun kita diakui dunia. Indonesia sebagai negara muslim terbesar, mempunyai kredibilitas yang bagus. Sehingga, kita harus memacu bisnis ekspor ini secara bersama dan kualitasnya yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Ratna Wardaningsih menyampaikan, pengembangan UMKM oleh BI dilakukan untuk mendukung fungsi, tugas, dan kewenangan di bidang kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
Untuk mendorong UMKM sebagai sumber pertumbuhan, BI menyusun Strategi Nasional (Stranas) Pengembangan UMKM, yang menekankan pada tiga pilar kebijakan, yakni korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan. Melalui itu, diharapkan bisa menjawab tantangan yang selama ini dihadapi pelaku UMKM di Indonesia.
Terkait hal itu, Ratna mengatakan, Kantor Perwakilan BI Balikpapan mengarahkan pengembangan UMKM untuk meningkatkan potensi lokal, mengedepankan proses penciptaan nilai tambah, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
“Cakupan pembinaan dilakukan dari hulu ke hilir, melalui sinergi erat dengan pelaku usaha, pemangku kebijakan, dan berbagai elemen lainnya. Meliputi aspek produksi, pemasaran, permodalan, dan pengelolaan keuangan serta kewirausahaan, maupun peningkatan kapasitas,” bebernya.
Dia mengungkapkan, kegiatan kurasi produk unggulan UMKM kemarin, sebagai bagian dari kegiatan Gerbang UMKM 2022, untuk penguatan pada aspek produksi. Melalui kegiatan kurasi produk kreatif UMKM oleh kurator internasional, sehingga desain produk lebih variatif mengikuti tren dunia, diminati pasar dunia dan bernilai jual tinggi.
Lalu, dirangkai kegiatan business matching, yang merupakan penguatan pada aspek pemasaran untuk memfasilitasi bersama UMKM dengan buyer atau aggregator dalam rangka akses pasar ekspor.
“Kegiatan kurasi produk unggulan UMKM dan business matching ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM untuk bangkit dan persiapan Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser sebagai beranda Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” harapnya.
Ratna menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 100 UMKM dari Balikpapan, PPU dan Paser yang telah berpartisipasi. Adapun 20 UMKM lolos seleksi kurasi tahap pertama. Serta ada 40 UMKM mengikuti business matching pasar Timur Tengah dan Tiongkok.
“Selanjutnya, kami berharap agar pengembangan UMKM Bank Indonesia yang sudah dan akan terlaksana bisa memberikan manfaat nyata untuk UMKM bangkit, memiliki nilai tambah bagi seluruh peserta, dan menginspirasi masyarakat secara keseluruhan. Mudah-mudahan ke depan, semua dapat menemukan buyer atau aggregator,” pungkasnya. (rom/k15)