Kian mendekati akhir, persaingan perebutan titel juara dunia MotoGP 2022 semakin ketat.
SEJAK meraih juara di GP Portugal pada 24 April, Fabio Quartararo selalu berada di puncak klasemen sementara juara dunia MotoGP 2022. Namun, setelah 175 hari bertahan di puncak, pebalap Monster Energy Yamaha itu harus menanggalkan status tersebut. Posisi itu kini menjadi milik pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia.
Di GP Australia, Minggu (16/10) siang Wita, Pecco sejatinya bukan juara. Dia “hanya” finis di peringkat ketiga. Adapun peringkat pertama jadi milik Alex Rins (Suzuki Ecstar) disusul Marc Marquez (Repsol Honda). Tetapi tambahan 16 poin dari GP Australia membuat Pecco mampu menyalip Quartararo yang gagal finis alias did not finish (DNF) di balapan tersebut. Sebelumnya, dari GP Thailand, mereka hanya berselisih 2 poin. Kini Pecco di puncak dengan perolehan 233 poin. Adapun Quartararo tertahan di 219 poin.
Quartararo memulai balapannya dengan bertahan di peringkat kedelapan. Posisinya mulai tercecer pada putaran keempat ketika dia keluar lintasan pada tikungan 4. Melanjutkan balapan pada urutan ke-15, El Diablo mengalami insiden pada tikungan 2 ketika balapan menyisakan 11 putaran.
Itu jadi balapan nirpoin ketiga dari empat balapan terakhir pria berkebangsaan Prancis itu pada musim ini. “Ini bukan hasil yang saya perkirakan. Ini adalah hari yang sulit. Terutama kesalahan pertama pada tikungan 4,” ucap Quartararo selepas balapan.
Memulai balapan dari peringkat kelima diakuinya menjadi tantangan. “Sebenarnya kami melakukannya dengan baik. Tetapi memang tidak mudah untuk balapan dari belakang, karena harus menyalip yang lain. Sementara itu, saya harus menghemat ban, yang membuat saya menekan terlalu banyak saat masuk (ke tikungan 2),” ucapnya.
Situasi ini membuat jalan Quartararo mewujudkan misi juara back-to-back menjadi semakin terjal. Terutama bila dia kembali mencatatkan hasil minor saat balapan di Sepang, Malaysia, pada Minggu (23/10) pekan depan. Sementara Bagnaia hanya perlu mencatatkan gap 11 poin di GP Malaysia bila ingin segera meraih gelar juara dunia pertamanya selama berkarier di kelas premier.
“Sekarang kami harus membuka halaman baru. Tugas kami hanya satu, yakni mengupayakan kemenangan. Tentu ini akan menjadi tugas tersulit sepanjang karierku. Tetapi saya siap untuk memperjuangkan itu,” jelas pebalap 23 tahun itu.
Penurunan performa Quartararo ini sekilas mirip dengan apa yang dia hadapi pada 2020. Ketika bertahan lama di puncak klasemen, dia harus tercecer ke peringkat kedelapan ketika kompetisi hanya menyisakan enam balapan.
Tentang itu, Quartararo menepisnya. Menurut dia, situasi saat ini jauh berbeda. “2020 itu selain teknik, mental juga teruji. Dan sekarang, saya tidak bermasalah dengan psikis seperti berpikir berlebihan. Jadi ini berbeda. Tetapi saya terus mengupayakan yang terbaik,” jelasnya.
Sementara itu, Bagnaia tidak terlalu girang dengan kemenangan tersebut. Terlebih ketika mendengar bahwa Quartararo DNF pada balapan tersebut. “Saya gembira dengan kejuaraan, tapi tidak terlalu untuk balapan. Semua berubah bagi saya ketika melihat Quartararo keluar, jadi saya sedikit kalem dan berpikir untuk tidak melakukan apa pun yang bodoh untuk memenangi balapan,” ujarnya. “Saya sudah membuat terlalu banyak kesalahan tahun ini untuk menambah lainnya lagi,” jelas dia.
Menurutnya, untuk meraih posisi tersebut tidaklah mudah. Terlebih Ducati memang tidak punya rekam jejak bagus di Phillip Island, kecuali di era Casey Stoner. Pada balapan tersebut, Pecco bersusah payah mengelola bannya. “Di Australia, motor saya jelas kencang di trek lurus tapi di sisa balapan, banyak bergerak dan sangat tidak stabil,” ia menambahkan.
Menatap balapan di Sepang, Malaysia, pekan depan, dirinya berambisi bisa memberikan yang terbaik. “Sekarang, kami akan pergi ke Malaysia dengan trek bagus. Di Sepang, tidak akan mudah tapi saya kira motor kami bisa lebih membantu di sana,” katanya.
Saat dimintai pendapat tentang kemunduran signifikan yang dialami rivalnya, Quartararo, Pecco menandaskan tidak bisa bicara banyak. “Sejujurnya, saya tidak tahu apa situasinya. Namun jelas bahwa dia berada dalam situasi sulit karena dia kompetitif, tapi dalam balapan, dia punya masalah,” katanya.
“Dalam kualifikasi, dia mengalami kesulitan untuk sampai posisi atas. Yamaha memiliki beberapa masalah dalam balapan. Saya tidak tahu apakah masalah pada ban karena mesin mereka lamban, tapi saya tidak tahu apa yang terjadi pada mereka,” pungkas dia. (ndy/k16)