INSIDEN dalam pertandingan sepak bola yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) menelan ratusan korban jiwa.
Insiden terbesar dalam sejarah sepak bola di Indonesia itu mengilhami musisi senior Iwan Fals untuk menciptakan lagu berjudul Kanjuruhan. Proses pembuatan lagunya berlangsung singkat. Terbukti belum sepekan dari tragedi mematikan itu terjadi, Iwan Fals sudah merampungkan pembuatan lagunya dan pada Rabu (5/10) secara resmi dirilis di kanal YouTube-nya.
Sejak di-publish, lagu yang menyayat hati tersebut sudah ditonton lebih 133 ribu kali. Aransemen musiknya dibuat minimalis. Lagunya memiliki lirik menyentuh, didedikasikan untuk ratusan orang yang meninggal dunia terinjak-injak dan kehabisan napas setelah petugas mengeluarkan gas air mata di stadion.
Kolom komentar unggahan lagu Kanjuruhan di kanal YouTube tersebut kemudian dibanjiri lebih dari ribuan komentar dari netizen dalam sekejap. Banyak dari mereka mendoakan mereka yang telah meninggal dan berdoa supaya tragedi serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. “Doa terbaik untuk para suporter Aremania dan Aremanita yang gugur di Kanjuruhan. Semoga tenang di alam sana,” komentar salah satu netizen. “Saya berharap lagu ini dijadikan anthem sebelum kick-off Liga 1, sebagai pengingat para suporter agar tidak terjadi lagi tragedi Kanjuruhan. Pray for Kanjuruhan,” tulis warganet lainnya. Berikut lirik Kanjuruhan ciptaan Iwan Fals.
Kanjuruhan banyak ajarkan
Tentang kebersamaan, tentang kepedulian
Bunga-bunga yang bermekaran
Disirami air mata dan doa-doa
Pergi-pergilah kau dengan senang hati
Tak ada yg pernah siap melepasmu
Salam satu jiwa untuk prestasi
Salam penuh cinta untuk dunia
Kanjuruhan banyak ajarkan
Tentang kebodohan tentang kemunafikkan
Awan gelap kegembiraan
Semoga segera menyingkir, dari langitku
Pergi-pergilah kau dengan senang hati
Tinggallah kami entahlah, bagaimana nanti
Salam satu jiwa untuk Sang Sepi
Semoga semua ini tak terulang lagi
Aum Singo Edan
Rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya
Malang nian ratusan jiwa melayang
Terinjak-injak kaki saudaranya sendiri
Malang nian gas air mata melayang
Nafas tersedak sesak di ruang terkunci
Malang nian engkau duhai sayang
Tapi kuyakin “Tuhan tunjukan jalan”
Malang nian engkau wahai sayang
Tapi kuyakin jalanmu kan terang benderang
(jpc/dra/k16)