Film horor-thriller karya sutradara Fajar Nugros, Inang, tayang di bioskop pada 13 Oktober mendatang. Film tersebut mengisahkan perjuangan seorang ibu bernama Wulan untuk melawan kejahatan yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya. Sosok ibu itu diperankan Naysilla Mirdad.
Aktris 34 tahun tersebut menceritakan pengalamannya berperan sebagai ibu hamil. Tak sedikit tantangan yang dihadapinya saat memerankan ibu tunggal dalam kondisi mengandung.
Sebab, karakter itu berbanding terbalik dengan dirinya. Terlebih, Naysilla belum pernah mengalami fase tersebut. ’’Kan bahasa tubuh orang hamil itu beda ya. Aku juga belum pernah hamil,’’ katanya saat konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, (5/10).
Selain itu, menghadirkan kestabilan emosi perempuan hamil juga menjadi hambatan yang dirasakan Naysilla. Untuk mendapatkan keseluruhan emosi pada ibu hamil, dia mengaku butuh waktu untuk mempelajarinya.
Naysilla memaparkan, salah satu formulanya adalah menggali informasi dari sang ibu, Lidya Kandou. ’’Karena mama kan pengalamannya udah empat anak. Paling yang aku pelajari tuh pembawaan-pembawaannya (ibu hamil, Red),’’ paparnya.
Terlepas dari itu, adik kandung Nana Mirdad tersebut menyatakan bahwa setiap perempuan pasti memiliki naluri keibuan. Perasaan alamiah itulah yang membantu Naysilla melakoni tokoh Wulan dengan sempurna. Di film tersebut, Wulan harus berupaya sekuat tenaga untuk melindungi bayinya. Walaupun serentetan peristiwa atau teror seram menghantuinya.
Meski apa yang dialami Wulan termasuk mengerikan, hal itu tak membuat Naysilla jadi takut untuk memiliki anak. ’’Nggak dong. Enggak boleh takut, karena kan ketika berakting itu bukan diri kita,’’ ujarnya.
Dalam debut film panjangnya itu, Naysilla beradu akting dengan Dimas Anggara. Inang juga merupakan debut perdana Fajar menggarap film horor-thriller. Ini jelas menjadi salah satu tantangan terbesarnya. Sebab, karya-karya Fajar sebelumnya bergenre drama-komedi. ’’Tentu pertaruhan besar ya, takutnya malah jadi komedi,’’ tuturnya.
Fajar menceritakan, ide tersebut muncul ketika melihat sosok ibu hamil di dalam transportasi umum. ’’Saya berpikir bagaimana kota besar memperlakukan single mother dan apakah sudah ramah perempuan? Dari situ akhirnya dikembangkan,’’ terangnya.
Selain mengangkat isu itu, Inang juga dilatarbelakangi cerita mitos rebo wekasan. Motor tersebut mewajibkan setiap orang yang lahir pada tanggal tersebut untuk menjalani ritual agar hidupnya bisa selamat. (shf/c18/ayi)