Medio 2019 lalu, publik se-Indonesia dibuat terharu dengan perjalanan kisah sepasang kekasih di Baubau, Sulawesi Tenggara. Alan Tito, ditinggal selamanya oleh sang istri, Daslina Sombi, tiga jam setelah pernikahannya. Kisah itu ternyata diangkat ke layar lebar Indonesia berjudul Until Tomorrow.
KISAH Alan Tito, pemuda Makassar, Sulawesi Selatan, yang menikahi Daslina, perempuan asal Sulawesi Tenggara, jadi satu di antara sekian bukti cinta yang sesungguhnya. Cerita romantis sekaligus pilu.
Cerita sejoli yang sudah menjadi perbincangan di media sosial itu diawali dari video berdurasi 1 menit 37 detik, di dalam ruang perawatan sebuah rumah sakit. Alan Tito, menikahi kekasihnya pada Senin (22/7). Keduanya menikah dengan kondisi yang tak biasa. Dikelilingi keluarga, Daslina hanya terbaring lemah dengan kondisi sakit parah. Oksigen menutupi mulut dan hidung Daslina. Di lengannya tertancap selang infus. Perempuan yang diketahui pernah bekerja sebagai pegawai salah satu bank swasta itu tak membuka mata saat Alan Tito mengucap ijab kabul. Ada sekitar tujuh orang dalam ruangan. Kebanyakan kerabat dan penjenguk Daslina, sisanya hanya Alan bersama petugas KUA. "Saya terima nikahnya Daslina Sombi binti La Ode Sombi dengan seperangkat alat salat dibayar tunai," ucap Alan Tito. "Sah" sambut sejumlah keluarga Daslina.
Sembari menjabat erat tangan kanan penghulu di depan Daslina, Alan dengan mantap mengucap ijab kabul. Saat sudah terucap, dalam hitungan detik, dari balik masker oksigen, napas Daslina turun-naik dengan cepat. Seberes ijab kabul, semua keluarga berbahagia. Beberapa kerabat Daslina berusaha memberi tahu dan menyadarkan Daslina jika ijab kabul telah terucap, dan keduanya sah sebagai suami-istri.
Usaha menyadarkan Daslina seperti sia-sia. Perempuan yang terbaring selama dua hari di rumah sakit tak kunjung membuka mata. Meski kepala diusap-usap, Daslina tak juga siuman. Mesin hemodinamik (pemantau denyut nadi dan jantung) terus berbunyi cepat, membuat suasana yang semula bahagia, berubah menjadi dramatis. Alan menghampiri sang istri, dan berucap, bismillah, lalu dikecup kening sang istri. Beberapa jam setelah menikah, Daslina meninggal dunia. Kabar meninggal dan fotonya semasa hidup sempat diunggah sejumlah rekan-rekannya di media sosial.
Kisah pasangan romantis itu di-posting warganet dengan nama Ocha Maesara Ariesty. Awalnya Ocha mem-posting foto sahabatnya Daslina disertai sepenggal cerita perjalanan Alan Tito dan Daslina selama bersama.
"Telah meninggal seorang wanita di RS Siloam Baubau hanya 3 jam setelah melangsungkan pernikahannya. Berikut kisah harunya. Untuk teman-teman yang bertanya. Itu suami Daslina. Kapan nikahnya, kenapa tidak ada kabar waktu nikah, saya jelaskan di sini saja" tulis Ocha.
"Mas Tito, laki-laki baik hati, soleh, satu di antara seribu. Yang setia menemani Daslina dari sebelum sakit, sampai dua tahun kemarin Daslina berjuang melawan kanker yang diderita. Mas Tito setia menemani berdampingan dengan keluarga Daslina. Mulai dari cek-up sampai operasi. Sampai akhirnya dia (Daslina) mau kemoterapi. Hingga akhir hayatnya. Tapi Allah berkehendak lain. Kondisi dashlina drop. Sangat-sangat drop. Hingga akhirnya, Daslina menghembuskan nafas terakir. Makasih buat Mas Tito. Sudah hadir di kehidupan Daslina. Suami hebat, suami kuat”. Begitu sepenggal kisah keduanya.
Hingga akhirnya, kisah mereka diangkat ke layar lebar. Until Tomorrow adalah film drama romantis Indonesia tahun ini arahan Hadrah Daeng Ratu. Film yang dibintangi Clara Bernadeth dan Deva Mahenra itu adalah kisah nyata Alan Tito.
Haka (Deva Mahenra) dan Sarah (Clara Bernadeth) merupakan sepasang kekasih yang sedang merencanakan pernikahan mereka. Sayangnya, menjelang pernikahan mereka, Sarah divonis menderita kanker stadium 3. Meski begitu, rasa cinta Haka yang mendalam membuatnya tetap setia mendampingi Sarah.
Ketika Haka menemani Sarah bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan kanker, dia dihadapkan pada dua pilihan, yakni mementingkan pekerjaannya atau selalu berada di samping Sarah.
Membintangi film Until Tomorrow bersama Deva Mahenra, Clara menyebut memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangannya adalah harus menghidupkan karakter Sarah sebagai penyintas kanker. Clara Bernadeth mengatakan, menghidupkan karakter Sarah dalam film Until Tomorrow dilakukan dengan melakukan riset lapangan. Dia tidak terlalu kesulitan karena ada beberapa temannya yang kebetulan menjadi penyintas kanker. “Ya kami berdiskusi sama survivor kanker. Karena kan harus real, dan bagaimana pun juga, Sarah mewakili perasaan yang nyata dari survivor kanker,” ungkap Clara.
Selain melakukan riset lapangan, aktris 28 tahun itu juga melengkapinya dengan berdiskusi bersama sutradara Hadrah Daeng Ratu. Proses diskusi berjalan intensif sejak proses reading dilakukan. “Itu yang menjadi salah satu acuan pedoman untuk menghidupkan karakter Sarah. Spiritnya mereka itu yang aku bawa di karakter ini,” ungkapnya. “Karena sudah belajar dan diskusi saat reading, pas syuting kami main karakter saja. Apa yang sudah didapat di reading, dan kami ikut arahan Bu Hadrah saja sih,” imbuh Clara.
Until Tomorrow diproduksi Unlimited Production. Diperkuat sejumlah aktor dan aktris, yaitu Deva Mahenra, Clara Bernadeth, Dimas Anggara, Brisia Jodie, dan lainnya. Film tersebut dijadwalkan tayang di bioskop pada 29 September mendatang. (jpc/dra/k16)