SAMARINDA - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltim berusaha meningkatkan diversifikasi ekspor selain migas dan batu bara untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Utamanya, dengan peningkatan daya saing produk sehingga bisa tembus pasar internasional.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim M Sa’duddin mengatakan, menuju pencapaian sasaran itu, maka arah kebijakan Kaltim dititikberatkan pada penguatan dan pengembangan pasar produk unggulan daerah, pengembangan UKM berorientasi ekspor dan peningkatan efisiensi pelayanan, pengamanan dan perlindungan ekspor.
“Program prioritas kita adalah pengembangan ekspor. Kita bantu juga dengan promosi ke pasar-pasar internasional dengan mempertemukan UKM unggulan kita dengan para calon pembeli di luar negeri,” ujarnya, Selasa (20/9).
Dia menjelaskan, saat ini sudah ada 42 UKM di Kaltim yang sukses melakukan ekspor sejak 2020. Rinciannya, 6 UKM hasil perikanan, 3 UKM hasil perkebunan, 7 UKM hasil pertanian, 11 UKM kayu/moulding/decking, 9 UKM kerajinan, 1 UKM limbah minyak jelantah, 4 UKM food and beverages dan 1 UKM home decor.
UKM-UKM ekspor itu tersebar di 6 kabupaten dan kota di Kaltim. Sebanyak 21 UKM ada di Samarinda, 5 UKM ada di Berau, 2 UKM di Kutai Timur, 2 UKM di Bontang, 6 UKM di Kutai Kartanegara dan 6 UKM di Balikpapan. Ekspor UKM berupa kayu dengan tujuan ekspor Jepang, Korea, Tiongkok, Taiwan, Jerman, Italia, Singapura, Belanda, Amerika, dan Arab Saudi. Ekspor lidi nipah sawit tujuan India.
Kemudian ekspor udang dengan tujuan Jepang, Inggris, dan Taiwan. Kemudian, rumput laut dikirim ke Korea dan Tiongkok. Kayu dan merica dari Berau diekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Islandia. Fatty palm acid dikirim ke Tiongkok.
Minyak jelantah diekspor ke Belanda dan Malaysia, ikan segar dan palm kernel ke Tiongkok. Selanjutnya kopra, lada dan lidi sawit dikirim ke Finlandia, Pakistan dan India. Rumput rayung dan ikan asin ke Pakistan dan Australia. Pisang, amplang dan jahe gajah dari Kutai Timur diekspor ke Malaysia, Taiwan, Kanada, Pakistan, dan Oman.
Kemudian dari Balikpapan damar batu, cubeb dan long pepper dikirim ke Bangladesh. Roasted coffee ke Singapura, tikar dan patung dari Samarinda diekspor ke Jerman, Malaysia, dan Australia. Buah naga Balikpapan dikirim ke Amerika Serikat dan bungkil sawit Samarinda dikirim ke Tiongkok. Aksesori manik dari Balikpapan juga laku dijual ke Amerika Serikat dan Malaysia.
Begitu juga kerajinan kayu dari Samarinda sukses dikirim ke Malaysia. Sedangkan kerajinan rotan dari Kutai Kartanegara diekspor ke Brunei Darussalam.
“Tahun ini, teh gaharu asal Bontang juga laku terjual ke Korea Selatan. Kerupuk udang, kerupuk pisang, keripik singkong dan abon dari UKM Samarinda pun sukses dikirim ke Algeria dan Afrika. Kita akan terus mendorong diversifikasi produk untuk ekspor, utamanya dari produk-produk UMKM kita. Sehingga, bisa terus menggerus dominasi ekspor batu bara,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda