Orang tua pekerja dihadapkan pilihan. Terlebih bagi mereka yang tinggal di rantau. Memutuskan berhenti kerja, atau tetap bekerja menggunakan jasa pengasuh anak. Di tambah maraknya kasus kekerasan pada anak yang justru dilakukan oleh orang terdekat, termasuk pengasuh.
MESTI tetap bekerja untuk mencari nafkah, namun juga menjalankan kewajiban mengurus anak. Disampaikan psikolog klinis Ayunda Ramadhani, jika orang tua dihadapkan pada pilihan dilematis.
“Akhirnya menggunakan jasa asisten rumah tangga (ART) atau baby sitter adalah hal yang paling masuk akal. Nah yang perlu diperhatikan adalah ada ART yang dicari lewat penyalur atau yayasan dan yang dicari sendiri. Dan paling utama adalah background check,” jelasnya.
Dia menjelaskan jika rekomendasi adalah hal penting. “Saya pribadi setiap ada yang kerja sama saya, itu saya psikotes ketika saya perlukan. Kemudian juga lakukan masa percobaan. Ada kesepakatan juga,” lanjut dia.
Dari situ bisa terlihat, apakah anak bisa dekat dan melihat pula interaksinya. Dan orang tua harus peka. Masa percobaan setidaknya akan memberi sedikit gambaran misal ke depannya ada potensi terjadi kekerasan atau kejahatan pada anak.
“Hubungi juga kelaurganya. Memang sangat teknis, tapi demi keselamatan. Ada loh, orang tua kerja, tahu-tahu anaknya dikasih obat tidur sama ART. Untuk memastikan lagi, lakukan pemasangan CCTV. Ketika mampu hire ART, otomatis seenggaknya mampu memasang CCTV,” sebut Ayunda.
Orang tua memantau untuk memastikan dan melakukan tindakan preventif. “Nah, ART itu kan orang yang bekerja dengan kita. Bagaimana menjaga hubungan, memerhatikan juga kondisi psikologisnya. Hal-hal sederhana saja, misal makan satu meja, atau membelikan baju saat lebaran,” lanjutnya.
Kemudian, komunikasikan juga dengan tetangga. Misal mendengar suara tangisan anak dan minta tolong untuk menghubungi. “Dan saya juga punya CCTV di rumah, jadi nothing happens lah. Selain itu, bersikap baik itu. Dan nyatanya kita memang enggak percaya siapapuin. Tetap harus waspada,” ujar Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul itu.
Dia menegaskan jika orang tua zaman sekarang harus lebih ekstra dalam hal pengawasan terhadap anak. Apalagi ketika mempercayakan pengasuhan anak kepada orang lain.
“Lihat pengalaman kerja dia sebelumnya. Misal pernah jadi ART juga, tanyakan apa alasan dia resign. Kalau perlu, ajak diskusi misal tentang maraknya kasus kekerasan anak. Ini bukan mengancam ya, tapi lebih bagaimana pendapatnya soal itu,” kata dia.
Namun yang Ayunda tegaskan yakni bagaimana menjaga hubungan dengan ART. Memerhatikan kesejahteraannya. Sebab tak jarang, tindak kekerasan dipicu dari rasa sakit hati.
Selain menggunakan jasa pengasuh anak yang tinggal di rumah, opsi lain yakni menitipkannya di day care (penitipan anak). Ayunda mengatakan jika pilihan kembali pada orang tua.
Utamanya yakni memastikan jika day care tersebut memang terpercaya. Menilik latar belakang atau meninjau langsung jenis kegiatan adalah hal penting. “Termasuk dari orang tua yang menitipkan anaknya di sana. Bagaimana pengalamannya, apa saja kegiatannya. Lalu karyawan yang kerja di sana seperti apa,” ungkapnya.
Namun di sisi lain, ada pula risiko. Salah satunya yakni ketika ada anak yang sakit, maka ada potensi penularan. Ayunda menekankan jika utamanya adalah komunikasi. Pihak day care bersedia dan mau berkomunikasi dengan baik.
“Biasanya kan terdaftar, ada izin usahanya enggak. Lihat suasananya, apakah penuh atau memang sesuai kapasitas. Itu juga pertimbangan. Sebab baik ART atau titipkan di day care, paling penting itu kan bagaimana ketenangan orang tua. Apakah anaknya diasuh secara baik,” jelasnya.
Seiring maraknya kasus kekerasan fisik dan seksual pada anak, apalagi tempat kejadian juga dilaporkan berada di lingkungan luar rumah. “Walau memang di rumah tangga yang banyak. Dan enggak menutup kemungkinan pelakunya orang tua sendiri. Kuncinya adalah adalah orang tua yang melakukan pengawasan dan waspada. Misal anak punya guru ngaji atau privat di rumah, maka lakukan di ruangan terbuka. Dipantau proses belajarnya. Makanya kenapa adanya CCTV itu penting. Biasanya orang kalau sudah ada CCTV, juga takut misal mau berbuat macam-macam,” tutupnya.
RADEN RORO MIRA
@rdnrrmr