PRAMUKA menjadi salah satu ekstrakurikuler yang umumnya ada di sekolah-sekolah. Banyak hal yang diharapkan bisa didapatkan murid dari keikusertaannya dalam ekstrakurikuler itu.
Kepala SMA 17 Samarinda Abdul Rozak Fachrudin mengatakan, di sekolahnya, ekstrakurikuler pramuka, pelatihannya sepekan sekali. Dia melihat kegiatan itu positif. “Materinya soal kepemimpinan, kemandirian, tanggung jawab, dan gotong royong. Itu kan bagus diajarkan di kalangan anak SMA,” kata Rozak.
Dia menambahkan, saat anak SMA berisiko terpapar pergaulan negatif, dengan keikutsertaannya di pramuka, bisa diharap memfilter risiko itu. Sebab, selain ketangkasan yang jadi pelajaran di pramuka, juga diajarkan pendidikan karakter. “Nilai pramuka soal gotong royong itu juga sangat baik. Sesuai dengan semangat kita,” kata dia.
Harapannya gerakan pramuka bisa semakin baik dan menjangkau anak-anak. Di pramuka ada nilai-nilai kedisiplinan, bisa menjadi hal mendasar yang tertanam di karakter anak-anak. Jadi, mereka bisa memiliki bekal karakter positif saat dewasa nanti.
Apalagi, dengan adanya ibu kota negara (IKN), persaingan akan makin ketat. Dengan bekal karakter positif, mereka bisa lebih siap bersaing.
Sementara itu, Wakil Gubernur Hadi Mulyadi juga sebelumnya telah mengungkapkan bahwa pramuka merupakan gerakan yang sangat luar biasa. Menurutnya, pramuka tidak hanya mengikuti program saja, namun dari pramuka itulah melahirkan pemuda-pemuda tangguh, rela berkorban demi kepentingan bangsa, dan bersatu tanpa membedakan suku agama ras lainnya.
Selain itu, Hadi turut mengapresiasi rencana Pramuka Kwarda Kaltim untuk membangun bumi perkemahan internasional di Benua Etam. Itu sangat beriringan dengan pembentukan IKN.
“Jadi kalau IKN terbentuk, sekaligus kita memiliki arena bumi perkemahan berstandar internasional. Saya yakin Bapak Presiden Joko Widodo akan menyetujui usulan itu. Dan akan menjadi bumi perkemahan internasional pertama di Indonesia ada di Kaltim,” bebernya.
Dari cerita tersebut, dia menyimpulkan bahwa apa yang telah dilakukan nenek moyang khususnya pemuda-pemudi zaman perjuangan kemerdekaan adalah pekerjaan yang tidak sederhana. “Pekerjaan yang berat, mereka mengorbankan tenaga dan pikiran, bahkan jiwa mereka,” imbuhnya.
Maka, ketua Partai Gelora Kaltim itu menegaskan kepada seluruh generasi muda pramuka dan masyarakat Kaltim bahwa menjaga Indonesia adalah pekerjaan dan tanggung jawab yang tidak boleh ditinggalkan. (rom/k16)