Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masuk kategori rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
PENAJAM-Cuaca akhir-akhir ini sering tidak menentu bahkan terbilang ekstrem karena panas. Di saat cuaca panas, karhutla berpotensi terjadi, baik karena ketidaksengajaan maupun kesengajaan, seperti pembukaan lahan dengan pembakaran.
Untuk mengatasi itu, pemerintah daerah telah mengantisipasi, di antaranya, dengan mempersiapkan personel penanganan karhutla agar senantiasa menerapkan standar, operasional, prosedur (SOP) melalui apel pembukaan kegiatan tersebut, di Pantai Corong PPU, baru-baru lalu. Kegiatan ini diikuti Team Fire Fighter sebagai ujung tombak pengendalian kebakaran hutan dan lahan khususnya di PPU.
“Apel ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya atau langkah kita untuk mendalami lagi materi-materi yang akan disampaikan terkait pola penanganan karhutla sesuai standar operasional yang telah ditetapkan, “ kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab PPU Ahmad Usman saat memimpin apel tersebut. Lalu, seberapa besar potensi karhutla di daerah ini? Kaltim Post melengkapi data karhutla dengan menghubungi Ketua Pelaksana Harian (Kalahar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU Marjani, kemarin. Ia menjelaskan, pada 2022 ini terjadi karhutla enam kali.
Ia merinci, karhutla 17 Februari 2022 di Kelurahan Gunung Seteleng, Penajam; 26 Maret 2022 di Desa Giri Mukti, Penajam; 22-23 Mei 2022 di Desa Giri Purwa, Penajam; 1 Juni 2022 Gunung Seteleng, Penajam; 11 Juni 2022 di Kelurahan Penajam, Penajam; 29 Juni 2022 di Sungai Parit, Penajam. ”Dengan total luasan area karhutla 3,5 hektare,” kata Marjani. Selain itu, Marjani juga menginformasikan titik panas (hotspot) yang terpantau selama 2022 ini. (lihat grafis). “Luas area pada tujuh hotspot itu tersebar mencapai delapan hektare,” katanya.
Ahmad Usman mengatakan, pola penanganan karhutla ini penting karena berpotensi merusak tatanan hutan dan sekelilingnya, merusak flora dan fauna atau tumbuh-tumbuhan dan binatang, serta mengganggu kesehatan penduduk, karena asapnya mengudara dan dihirup oleh manusia. Semakin besar kebakaran yang terjadi, ucapnya, semakin besar pula masalah dan gangguan yang ditimbulkan. Oleh karena itu sambung dia, apel ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi Team Fire Fighter dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD PPU Nurlaila, mengatakan, ini merupakan kegiatan tahunan, kali ini kegiatan dikoordinasi oleh BPBD PPU. Dikatakannya bahwa kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan kemampuan seluruh personel penangan karhutla di lapangan dalam rangka mekanisme, standar yang harus diterapkan dalam kegiatan penanganan hutan dan lahan, sehingga diharapkan mampu meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat memaksimalkan penanganan di lapangan. (far)
ARI ARIEF
[email protected]