Solar bersubsidi sudah lama sulit ditemukan. Pengguna kerap kehabisan meski antre bermalam di SPBU. Biaya logistik mau tak mau ikut membengkak.
DERITA pelaku usaha logistik tampaknya belum usai. Di tengah dicabutnya surat edaran kenaikan biaya kontainer di Samarinda, harga dexlite yang menjadi alternatif malah naik. Kini pelaku usaha tidak memiliki pilihan untuk memperlancar arus logistik. Harapannya saat ini hanya kelancaran solar subsidi agar biaya logistik tetap stabil.
Sebelumnya, harga dexlite masih Rp 15.350 per liternya. Namun kini naik menjadi Rp 18.150 per liternya. Terjadi kenaikan Rp 2.800 per liter. Maka pelaku usaha nyaris tidak memiliki pilihan untuk memperlancar arus logistik.
Biosolar (BBM subsidi) yang menjadi bahan bakar utama kendaraan malah kerap kosong di SPBU. Padahal harga biosolar masih Rp 5.150 per liter. Sedangkan bila beralih ke dexlite, disparitasnya sangat jauh.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Samarinda Muhammad Ridwan mengatakan, saat ini pengusaha tidak banyak pilihan. Pemerintah juga harus membuat keputusan. Kenaikan harga dexlite dinilai tepat, bila tidak pemerintah harus menahan beban yang berat.
Di tengah tingginya harga minyak dunia, pemerintah harus menanggung beban berat dan menggerus APBN. Sehingga kenaikan harga dexlite menjadi pengorbanan untuk mengurangi beban negara. “Mau tidak mau pemerintah harus menaikkan harga. Masalahnya negara sekuat apa bisa menahan beban ini,” jelasnya, Kamis (4/8).
Menurut dia, dengan tingginya harga solar kemungkinan kenaikan harga dari sisi logistik bisa saja terjadi. Semua pasti naik, di tengah bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang susah didapat sedangkan alternatifnya sangat mahal.
Kelangkaan solar terus terjadi, dampaknya arus distribusi barang bisa terhambat, terutama sembako yang akan dikirim ke daerah-daerah. Sehingga diperlukan kelancaran arus barang ke daerah-daerah. Jika truk pengangkut masih kesulitan mendapatkan bahan bakar, maka akan terjadi peningkatan harga. Itu sebagai konsekuensi hukum bisnis, di mana supply terganggu di tengah demand yang tinggi, maka akan ada peningkatan harga.
Kesulitan mendapatkan BBM subsidi dinilai akibat dari banyaknya oknum yang menyalahgunakan bahan bakar tersebut. Sehingga, diperlukan kebijakan untuk meminimalisasi penyalahgunaan BBM subsidi dan memperlancar stok solar subsidi. Harapannya, agar stok di pasaran selalu tersedia. Sehingga pelaku usaha tidak perlu membeli dexlite dengan harga yang mahal.
“Saya berharap, ada ketegasan dari stakeholder terkait untuk meminimalisasi penyalahgunaan BBM subsidi. Beberapa hari terakhir di Samarinda sudah digencarkan oleh kepolisian. Kami berharap, ini bisa menjadi solusi di tengah sulitnya mendapat solar bersubsidi,” pungkasnya. (rom/k8)
CATUR MAIYULINDA
@caturmaiyulinda