Andi Jumiati
Guru Bahasa Inggris SMA 1 Nunukan
Tahun 2019 merupakan tahun tersulit di hampir seluruh penjuru dunia. Pun begitu yang terjadi di Bumi Pertiwi. Pandemi Covid-19 tidak kunjung reda hingga menewaskan banyak sekali nyawa. Hingga hari ini di tahun 2022 mulai bangkit bersama pulihkan negeri. Namun, angka kematian akibat makhluk berdiameter 400–500 mikro meter itu masih saja belum sirna.
Hampir semua aspek merasakan dampak yang luar biasa karena pandemi. Baik dari aspek perekonomian, sosial, budaya, hingga pendidikan. Dunia pendidikan seolah-olah lumpuh dan sedikit demi sedikit tertatih untuk kembali bangkit seperti sedia kala.
Tetapi, PJJ hadir di tengah kegalauan masa depan pendidikan di negeri tercinta ini. Kota-kota besar mungkin saja tidak merasakan dampak yang sangat berarti karena seperti yang kita ketahui bersama, fasilitas yang serba-wah dan berbeda merupakan penunjang agar PJJ yang baik dapat terlaksana.
Bagaimana dengan yang berada di perbatasan? Contohnya di Pulau Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sedikit cerita unik dari bumi perbatasan saat pandemi dan PJJ daring dilaksanakan adalah beberapa peserta didik memilih untuk bekerja daripada duduk mendengarkan materi yang diajarkan secara daring. Yang malas? Banyak.
Rasa malas yang timbul bukan karena apa-apa. Karena keadaan tentunya. Bahkan, jika dapat dihitung dengan jari peserta didik yang hadir di kelas virtual hanya segelintir.
Melihat fenomena yang terjadi dan situasi pandemi yang mulai mereda. Pemerintah menggalakkan jargon “Merdeka Mengajar” bagi seluruh pendidik di Nusantara. Tak kalah dengan slogan bagi peserta didik yaitu “Merdeka Belajar”.
Merujuk pada kamus KBBI kata merdeka berarti: tidak terkena atau lepas dari tuntutan. Arti lainnya dari merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya).
Merdeka bukan berarti semaunya atau tidak sesuai aturan. Tapi merdeka yang mampu membawa pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Sebagai contoh: SMA 1 Nunukan yang merupakan angkatan pertama yang lolos sebagai sekolah penggerak dan melaksanakan kurikulum merdeka.
Peserta didik pada tahun ajaran 2021–2022 adalah angkatan pertama yang merasakan perbedaan kurikulum tersebut. Peserta didik dibimbing untuk berkolaborasi dan menciptakan suasana sekolah yang dinamis dengan membentuk agen perubahan dengan program anti-perundungan di lingkungan sekolah.
Selain hal tersebut yang telah disebutkan sebelumnya. Hal lain yang sangat menarik adalah dengan kehadiran salah satu platform yang bermanfaat bagi guru di Tanah Air, yaitu: Aplikasi Merdeka Mengajar.
Dalam rangka mewujudkan profil Pelajar Pancasila dan menunjang penerapan Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar hadir sebagai #TemanPenggerak bagi guru agar lebih baik dalam tiga hal, yakni Mengajar, Belajar, dan Berkarya. Ada enam produk di dalamnya yaitu: Video Inspirasi, Pelatihan Mandiri, Bukti Karya, Komunitas, Asesmen Murid dan Perangkat Ajar.
Sebagai seorang guru yang berada di perbatasan, penulis merasakan dampak dan manfaat dengan tersedianya platform tersebut. Video Inspirasi berisi video-video yang mampu memberi inspirasi secara langsung bagi guru. Contohnya, ketika pandemi sedang melanda dari video memahami murid: Pendidikan Masa Pandemi Covid-19 mengajak kita sebagai guru untuk lebih paham dan tidak memaksakan kehendak kepada peserta didik.
Tapi pahami apa yang harus kita lakukan sebagai guru saat pandemi Covid-19 sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Dari video inspirasi kita mampu belajar banyak. Tidak hanya itu tapi juga tersedia berbagai jenis dan judul video yang dapat menambah pengetahuan kita sebagai guru.
Kedua, yaitu: pelatihan mandiri yang terdiri dari beragam pelatihan mandiri untuk kembangkan potensi kita sebagai guru. Ketiga adalah bukti karya. Pada bukti karya, kita sebagai guru dapat saling berbagi dan memberi inspirasi dengan membagikan video saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas atau video pembelajaran yang dapat memberi manfaat bagi guru lain di luar sana.
Komunitas adalah produk ke empat. Di dalamnya terdapat berbagai komunitas yang dibentuk oleh guru-guru di seluruh Nusantara. Terdapat link untuk dapat segera bergabung dan memulai komunikasi dengan guru-guru hebat di seluruh pelosok negeri.
Produk kelima dan terakhir yaitu: Asesmen Murid dan Perangkat Ajar. Asesmen murid dapat dimanfaatkan oleh guru memberikan latihan-latihan soal kepada peserta didik mulai Fase A hingga F. Perangkat ajar sebagai produk terakhir pun sangat bermanfaat karena dapat dijadikan referensi oleh guru untuk membuat administrasi di sekolah. Bermanfaat bukan?
Tunggu apa lagi, yuk diunduh aplikasinya pada ponsel masing-masing. Platform Merdeka Mengajar hadir sebagai penunjang terlaksananya kurikulum merdeka agar dapat diterapkan dan terlaksana dengan baik di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke. Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca di mana pun berada. Aamiin. (luc/k8)