MUARA BADAK - Gemercik air merdu terdengar, mengalir dari menara setinggi 20 meter di Instalasi Pengelolaan Air Bersih BUMDes "Mekar Sejati" Desa Saliki Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Jumat (22/7/2022) siang.
Di bawah menara, sudah terdapat enam bak penampungan air yang diendapkan. Air kemudian dipompa ke sekitar 300 rumah yang berada di empat RT. Warga yang menikmati air bersih tersebut, cukup membayar minimal Rp 25 ribu per 10 kubik air. Bila, lebih dari air yang dikonsumsi maka iuran yang dibayar bertambah.
Dari pembayaran air bersih itu, BUMDes mampu meraup keuntungan. Tercatat, pada tahun 2021, menerima Rp 120 juta. Keuntungan ini kembali ke masyarakat untuk pemberdayaan di bidang pendidikan, rumah ibadah, kantor desa, kas BUMDes dan pemeliharan operasional instalasi air bersih. "Murni buat Kantor desa dari BUMDes saja ada Rp 24 juta dan buat rumah ibadah ada sekian juta juga dari Rp 120 juta itu," ujar Kepala Desa Saliki, Saliansyah.

Instalasi pengelolaan air bersih oleh BUMdes "Mekar Sejati", berdiri sejak tahun 2016.
Layanan air bersih ini, disebut Saliansyah, terus dilakukan pemerataan dari semula wilayah RT dan usahanya dikembangkan membuat depo air menjual air minum ke masyarakat dan perusahaan yang beroperasi, serta memproduksi air kemasan.
Instalasi pengelolaan air bersih oleh BUMdes "Mekar Sejati", berdiri sejak tahun 2016. Kala itu, modal pembangunannya dari bantuan VICO, perusahaan yang beroperasi di blok minyak dan gas bumi (migas) atau wilayah kerja (WK) Sanga-Sanga, Kukar, sebesar Rp 208 juta.
Kesediaan VICO membantu ketika itu, berkat usulan Saliansyah dan warga Desa Saliki yang sudah kesulitan air bersih sejak lama.
"Tahun 2013 saya menjabat menjadi kepala desa, kami minta dibuatkan PDAM di desa tapi tidak terealisasi. Akhirnya, kami usulkan ke VICO dan Alhamdulillah diterima usulan kami," kata Saliansyah.
Bantuan VICO pertama untuk membangun pagar, bak penampung dan mesin instalasi pengelolaan air bersih. Hingga saat ini, bantuan setiap tahun diberikan yang dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan ada pula bantuan dari dana alokasi khusus (DAK) yang disalurkan pemerintah.
Tampung Air Satu Minggu
Layanan air bersih Desa Saliki pertama kali dibuka, hanya beberapa warga yang bersedia berlangganan. Seiring berjalan, setiap tahun warga bertambah mau menikmati air bersih. "Sebenarnya dulu warga itu tidak kesulitan air. Tapi, kualitas air yang bermasalah. Maka, pada saat kami buka layanan air bersih, masyarakat banyak enggak mau. Karena tidak mengerti air bersih dan asal saja pakai. Kami setengah mati dulu mengajak masyarakat memakai air bersih," ujar Saliansyah.
Warga Desa Saliki hidup terbiasa masing-masing setiap rumah harus menampung air tanah. Air tersebut lalu dicampur obat dan diendapkan dalam drum selama satu minggu.
"Kita dulu pakai sumur bor. Berminyak juga airnya dan berwarna kuning. Jadi, dulu pakai obat air agar airnya bisa dipakai. Orangtua saya yang saya lihat mengendapkan air selama satu minggu baru bisa dipakai. Jadi kami dulu punya banyak drum," jelas Maria berusia 41 tahun.
Kini, Maria bersama 370 Kepala Keluarga (KK) di Desa Saliki telah meninggalkan cara lama memenuhi kebutuhan air. Ia sudah menikmati kemudahan air bersih yang mengalir langsung ke rumah dan harganya sangat murah. Head Communication Relation and CID regional 3 zona 9 PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, Elis Fauziyah menjelaskan sarana air bersih Desa Saliki mampu beroperasi dan meraup keuntungan berkat kolaborasi banyak pihak.
Yaitu, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Dinas PUPR Kukar dan Kantor Desa Saliki dengan alokasi dana desa. "Alhamdulillah di Desa Saliki ada BUMDes dari sisi organisasinya dan teknis pengelolaan air bersih. Dan kami rutin (Pertamina) memberi pelatihan dan konsultasinya dari sisi manajemen. Seperti ada pendapatan selisih Rp 11 juta maka harus disisihkan sehingga sarana air bersih ini bisa hasilkan Rp 24 juta untuk desa," kata Elis.
Menurut Elis, sarana air bersih Desa Saliki terbilang sudah mandiri. Dan tahap selanjutnya, dilakukan replikasi. Dengan membuat sarana air bersih yang sama di Dusun Nilam, Desa Saliki untuk melayani masyarakat di du RT yaitu RT 5 dan RT 6.
Untuk itu, kolaborasi pemerintah, perusahaan dan masyarakat yang telah berjalan mengelola sarana air bersih ini mesti terus dipertahankan. Pertamina pun tak berhenti memberikan bantuan.
"Sarana air bersih Desa Saliki tidak bisa sehabat ini tanpa kolaborasi banyak pihak. Dan Pertamina jangan jadi hero sendiri. Karena ada warga yang mengelola air bersih sendiri," katanya. (M Yamin)