Jerawat menjadi keluhan permasalahan kulit yang paling umum. Tak hanya laki-laki, perempuan juga bisa mengalami masalah jerawat. Sudah mencoba segala macam pengobatan hingga ke klinik kecantikan, seringkali tetap tak cocok.
Lalu apa solusinya?
Dalam diskusi bersama Effaclar Spotscan oleh La Roche-Posay, terungkap bagaimana analisa jerawat dengan tingkat akurasi profesional memanfaatkan advanced artificial intelligence. Ternyata solusi yang efektif untuk mengatasi masalah jerawat dimulai dengan analisa yang akurat dan diagnosa dari dermatolog.
“Mengobati jerawat harus dimulai dari analisa dan konsultasi dengan profesional ahlinya yaitu dermatolog yang tepat,” kata Nestya Sedayu dari ACD Indonesia dalam konferensi pers baru-baru ini.
Tak Percaya Diri
Presenter Sasha Lauder juga merasakan kesulitan untuk menangani masalah jerawat yang dialaminya. Ia menambahkan jerawatnya termasuk parah karena muncul di hampir seluruh permukaan wajah.
“Saya mengalami fase di mana masalah jerawat ini benar-benar mempengaruhi kualitas kehidupan. Saya sampai merasa depresi, menangis, tidak mau melihat kaca, dan juga tidak percaya diri untuk berfoto karena malu,” katanya.
Tidak hanya mempengaruhi kepercayaan diri, masalah jerawat juga benar-benar mempengaruhi hubungannya dengan lingkungan karena ia merasa tidak nyaman saat bersosialisasi. Ia mencari informasi di internet untuk mencoba kiat-kiat mengatasi jerawat, namun karena dilakukan berdasarkan analisa yang tidak akurat dan diagnosis yang tidak tepat, jerawatnya justru makin parah.
“Dari pengalaman ini, saya merasakan bahwa memang benar analisa yang akurat dan diagnosis yang tepat itu sangat diperlukan untuk menentukan terapi penanganan jerawat yang sedang alami. Selain itu, kita juga perlu bersabar dengan prosesnya agar tidak bertambah stres dan mempengaruhi kondisi kulit,” ungkap Sasha.
Pilih Dermatolog yang Tepat
Ahli Dermato Venereologist dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV mengatakan jerawat merupakan permasalahan kulit yang banyak dialami oleh 9,4 persen masyarakat di dunia. Secara spesifik di Indonesia, sebesar 46 persen masyarakat Indonesia memiliki masalah wajah berjerawat. Bagi banyak remaja dan orang dewasa, masalah kulit berjerawat menjadi beban yang mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup sehari-hari.
“Meskipun terbilang masalah kulit paling umum, seringkali jerawat ditangani dengan kurang tepat padahal dapat mempengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya,” kata dr. Fitria.
Sebanyak 96 persen orang di dunia yang memiliki permasalahan jerawat mengakui bahwa hal ini mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari. Dari persentase itu, 53 persen di antaranya pernah mengalami depresi, dan 50 persen dari mereka cenderung mengisolasi diri.
“Oleh karena itu, langkah yang paling penting adalah analisa kulit yang akurat untuk diagnosis jerawat yang tepat sehingga dapat ditentukan tingkat keparahan jerawat dan terapi yang paling sesuai. Selain itu, dengan mengobati jerawat sedini mungkin diiringi terapi yang tepat, tentunya dapat menurunkan risiko terjadinya acne scar (jaringan parut bekas jerawat),” jelas dr. Fitria. (jpc)