JAKARTA - Setelah KKN di Desa Penari laris di pasaran, MD Pictures kembali merilis film bergenre serupa berjudul Ivanna. Selaku produser, Manoj Punjabi terang-terangan mengungkapkan biaya produksi yang digelontorkanya di film terbarunya ini.
Manoj menyebut bahwa budget membuat Ivanna mencapai belasan miliar. Alias hampir setara dengan KKN Di Desa Penari yang menelan biaya Rp 15 miliar. Dan, masih menjadi film horor termahal yang pernah dibuat MD Pictures.
"Nggak sampai segitu, di bawah sedikit (sekitar Rp 13 miliar, Red). Ya hampir sama lah," kata Manoj saat ditemui di malam gala premier film Ivanna di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin malam (11/7).
Namun, besaran tersebut belum termasuk dana untuk promosi. Menurut dia, nominal tersebut berani dikeluarkan lantaran demi memenuhi standard atau ekspektasi Kimo. Manoj menyatakan bahwa Kimo memang punya harapan tinggi terhadap karyanya yang satu ini. Mengingat sosoknya merupakan salah satu filmmaker horor terbaik tanah air. "Dia mau syuting desk-nya juga nggak compromise, dari segi krunya tinggi, production value-nya tinggi. Jadi, itu yanh membuat produki kami mahal," ucap Manoj.
Kendati demikian, pria berusia 49 tahun itu menyatakan, biaya produksi yang fantastis bukan lah suatu masalah besar. Hal itu demi menjaga kualitas terbaik karya-karya yang dibuat oleh rumah produksinya. Menurut Manoj, itu memang sudah menjadi kewajiban para filmmaker menyajikan penayangan yang terbaik untuk para penikmat film tanah air.
"Jangan buat konten horor yang busuk, penonton sekarang lebih pintar. Kalau kita punya film bermutu, itu akan lebih menjanjikan," jelas Manoj.
Ivanna merupakan adaptasi dari novel Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati. Film yang merupakan spin off dari Danur Universe ini menceritakan kisah perempuan tunanetra bernama Ambar (Caitlin Halderman) yang mendapat teror dari hantu perempuan Belanda, yakni Ivanna. Hantu berambut pirang itu rupanya korban ketidakadilan pada masa transisi penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
Melalui kemampuannya yang mampu melihat dunia supranatural, Ambar membawa penonton mendalami kehidupan Ivanna di masa lalu. Sebelumnya, hantu Ivanna pernah muncul di film Danur 2. Caitlin menyatakan, memerankan tokoh tunanetra menjadi salah satu tantangan terberatnya.
Dalam sesi latihan, perempuan berusia 21 tahun itu kerap diminta untuk akting dengan mata tertutup. Ditambah selama proses syuting, Caitlin menggunakan softlens yang menurutnya sangat mengganggu. "Softlensnya itu segede gaban dan itu beneran bikin aku nggak bisa ngelihat," ucapnya.
Selain itu, dia juga mengaku butuh usaha lebih untuk menjiwai karakter Ambar. Dara keturunan Belanda-Minangkabau itu menerangkan butuh waktu untuk beradabtasi alias menyesuaikan diri menjadi sosok yang diinginkan sang sutradara.
"Awalnya sulit banget karena aku masih bingung juga meraninya gimana dan keluar jadi Caitlin. Cuma lama-lama aku tahu Ambar versi yang Mas Kimo mau," ujar Caitlin. Film Ivanna tayang di bioskop mulai hari ini. (shf/ayi)