Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menjadi sorotan sejak Senin (11/7). Sorotan itu tak terlepas adanya kasus polisi tembak polisi di rumah dinasnya, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7).
Kasus polisi tembak polisi itu itu mengakibatkan sang ajudan Ferdy Sambo, Brigadir Polisi (Brigpol) Nopriansyah Yosua Hutabarat, tewas. Versi polisi, Brigadir Yosua tewas terlibat baku tembak dengan Bharada E sekitar pukul 17.00 WIB. Baku tembak dua personel polisi itu diduga dipicu dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir Yosua terhadap Putri Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo.
Sosok Irjen Pol Ferdy Sambo bukan orang biasa di internal Polri. Sosok jenderal bintang dua itu berpengalaman dalam bidang reserse. Pria lulusan Akpol 1994 itu sejak 16 November 2020 didapuk sebagai Kadiv Propam Polri.
Lahir di Sulawesi Selatan pada 19 Februari 1973, kariernya melesat sejak menjabat kasat reskrim di Polres Jakarta Barat. Lantas mendapat promosi jadi kapolres Purbalingga, Jawa Tengah, pada 2012.
Setahun berselang, Ferdy dimutasi menjadi Kapolres Brebes. Tiga tahun bertugas di Jawa Tengah, Ferdy menjalani promosi lagi. Pada 2015, dia didapuk jadi Wadirreskrimum Polda Metro Jaya.
Tak butuh waktu lama, pada 2016 Ferdy mendapat promosi sebagai Kasubdit IV Dittipudum Bareskrim Polri. Kariernya di Korps Bhayangkara terbilang cemerlang. Ferdy selanjutnya didapuk sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri pada 8 November 2019.
Setahun berselang, Ferdy mendapat promosi menjadi bintang dua yang ditugaskan sebagai Kadiv Propam Polri. Tak dipungkiri, Ferdy juga pernah menangani sejumlah kasus besar tanah air. Antara lain, bom bunuh diri Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat pada 2016.
Pengungkapan kasus kopi racun sianida pada 2016 yang sempat membuat geger tanah air. Selanjutnya, penangkapan dan pengungkapan kasus surat jalan palsu DPO Djoko Tjandra, serta pengungkapan kasus kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI pada 2020.
MINTA TRANSPARAN
Keluarga almarhum Brigadir J, anggota Propam yang tewas tertembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, berharap kasus penembakan tersebut diungkap secara transparan.
”Banyak kejanggalan yang ditemui pihak keluarga atas wafatnya J, yang bergabung dengan kepolisian pada 2012 SPN (Sekolah Polisi Negara) Polda Jambi,” kata Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J, di Muaro Jambi seperti dilansir dari Antara, Rabu (13/7).
Brigadir J merupakan anak dari pasangan Samuel Hutabarat dan Roslin Simanjuntak. Menurut Rohani, keluarga mendapat kabar Brigadir J meninggal akibat ditembak pada Jumat (8/7) sekitar pukul 21.00 WIB.
Adik Brigadir J yang berada di Jakarta memberi kabar bahwa almarhum meninggal di rumah Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol di Jalan Duren Tiga Barat, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Jenazah Brigadir J tiba di Jambi, Sabtu (9/7), dan dijemput pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, atau sekitar dua jam perjalanan dari Kota Jambi.
Suasana rumah duka Brigadir J dipenuhi para pelayat dan keluarga. Keluarga menilai kematian Brigadir J banyak kejanggalan.
Menurut kronologi kejadian yang disampaikan, almarhum meninggal karena baku tembak dengan sesama rekan sejawatnya di rumah dinas Kadiv Propam Mabes Polri. Namun, setelah keluarga memeriksa kondisi fisik jenazah Brigadir J terdapat sejumlah luka tusuk yang diduga akibat benda tajam.
”Selain itu juga terdapat luka lebam yang diduga akibat benda tumpul serta luka lubang diduga akibat proyektil peluru,” terang Rohani.
”Pihak keluarga, meminta Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo menyelesaikan kasus tersebut secara transparan demi keadilan,” tambah dia. (jpc)