TANJUNG REDEB – Sejumlah pelancong menyoroti kotornya lokasi Wisata Air Panas Bapinang, Kecamatan Biatan. Hal ini dikarenakan, di pemandian air panas tersebut kerap didapati sampah yang berserakan. Padahal, wisatawan memanfaatkan air panas tersebut untuk berendam.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kampung Bapinang Septi menuturkan, pihaknya selalu membersihkan objek wisata tersebut guna memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. “Untuk kerja bakti rutin kami lakukan. Seminggu sekali,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kesadaran diri untuk wisatawan juga diharapkan. Pasalnya, tidak sedikit wisatawan yang turut andil membuang sampah di lokasi tersebut. Padahal, dari pihak kampung telah menyediakan tempat sampah yang memudahkan pengunjung untuk membuang sampah milik mereka.
“Kami mendapatkan informasi, dan kami langsung melakukan pengecekan. Ternyata, sampah plastik bekas makanan ringan,” ungkapnya.
Septi menuturkan, pihaknya sudah berupaya memberikan kenyamanan bagi pengunjung, termasuk juga masalah kebersihan. Selain itu, pembenahan terus dilakukan oleh pihak kampung. Mulai dari pembangunan gazebo, hingga penataan UMKM yang ada di lokasi tersebut termasuk alur parkir.
“Kita terus berbenah bersama dengan Disbudpar. Intinya, antara pengunjung dan pihak pengelola air panas tersebut bisa sama-sama menjaga kebersihan,” paparnya.
Diketahui, air panas Bapinang merupakan salah satu objek wisata yang ada di pesisir Berau. Untuk jarak tempuh 119 kilometer dari Tanjung Redeb. Destinasi wisata tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah.
“Cukup unik memang, padahal di wilayah tersebut tidak ada gunung berapi akan tetapi memiliki sumber air panas. Dan dijamin ketika berada di objek wisata di Kaltim ini, tidak akan mencium bau belerang yang menyengat,” katanya.
Ia menambahkan, dengan lokasinya yang berada di tengah-tengah hutan yang masih sangat terjaga ekosistemnya akan semakin membuat betah berlama-lama berendam di air panas Bapinang.
“Jangan sampai karena tangan jahil yang membuang sampah sembarangan, malah menjadi ikon jelek untuk destinasi wisata ini,” pungkasnya. (hmd/ind/k15)