MENJELANG Iduladha terjadi peningkatan harga pada beberapa komoditas, seperti cabai, bawang merah, dan telur. Meski demikian, tingkat inflasi cenderung stabil. Bahkan, lebih rendah dibandingkan inflasi Mei 2022.
Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Kaltim pada Juni mencapai 0,47 persen month to month (mtm). Sedangkan inflasi tahun kalender 2022 mencapai 3,51 (Juni terhadap Desember 2021). Sedangkan inflasi tahunan mencapai 4,38 persen (year on year/yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky P Gozali mengatakan, inflasi pada Juni tentunya lebih rendah dibandingkan Mei, sebab pada bulan tersebut ada hari besar keagamaan (HBKN) Idulfitri. Pada Juli mendatang seiring HBKN, tentunya sesuai tren inflasi akan kembali meningkat.
“Inflasi saat ini menjadi perhatian, karena memang beberapa bahan pangan mengalami peningkatan. Hal ini merupakan indikasi terjadi inflasi yang lebih tinggi,” tuturnya, Jumat (1/6).
Dia menjelaskan, tahun ini diperkirakan inflasi memang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya namun tetap berada pada rentang 3,59–4,39 persen (yoy). Hal tersebut sejalan dengan lebih menggeliatnya aktivitas masyarakat seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19 karena upaya vaksinasi yang kian masif.
Tekanan inflasi juga berasal dari penyesuaian berbagai harga komoditas sejalan dengan rencana peningkatan tarif PPN. Tekanan inflasi juga turut didorong oleh kenaikan harga LPG non-subsidi, kenaikan cukai rokok dan rencana pengurangan subsidi listrik. Secara spesifik, kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi, menambah beban berat tingkat inflasi tahun ini.
“Kita berharap, peningkatan inflasi bisa ditekan seiring dengan upaya yang lebih baik dalam pengendalian inflasi pangan, seperti subsidi bahan pangan, penguatan TPID,” katanya.
Apalagi, tahun ini kelompok transportasi juga mengalami peningkatan demand, sehingga diprakirakan juga akan mengalami inflasi dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh mobilitas masyarakat terutama frekuensi angkutan udara yang terus membaik, di tengah prasyarat penerbangan yang lebih longgar.
“Kita hanya bisa menahan laju inflasi, agar tetap rendah dan stabil,” pungkasnya. (ndu/k8)
Catur Maiyulinda
@caturmaiyulinda