SAMARINDA-Meski arus mudik dan arus balik Idulfitri berakhir, jumlah penumpang pesawat cenderung tetap tinggi. Rata-rata penumpang di Bandara APT Pranoto, Samarinda masih mencapai 2.500 per hari. Hal itu meningkat cukup signifikan dibandingkan saat Covid-19 yang hanya 1.000 penumpang per hari.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Samarinda Agung Pracayanto melalui Kepala Seksi Teknik dan Operasi Dwi Muji Raharjo mengatakan, sejak Idulfitri hingga kini penumpang pesawat masih tinggi. Pesawat selalu terisi penuh. Kondisi itu masih berlangsung karena saat ini memasuki musim libur sekolah. Ditambah jelang Iduladha.
“Saat ini, minat bepergian masyarakat cukup tinggi. Apalagi, sekarang sudah ada kelonggaran untuk bepergian,” tuturnya, Kamis (23/6).
Dia menjelaskan, saat ini jumlah penumpang belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, rata-rata penumpang di Bandara APT Pranoto mencapai 5.000 per hari. Saat Covid-19 penumpang pesawat per hari rata-rata hanya 1.000. Sedangkan saat ini sejak Ramadan hingga sekarang rata-rata 2.500 per hari.
Masih sulitnya jumlah penumpang pesawat, bukan karena permintaan yang menurun. Namun, ketersediaan armada yang masih sedikit. Saat ini, jumlah movement pesawat rata-rata per hari 15-20 armada.
Sehingga sulitnya mencari tiket saat ini karena memang armadanya yang terbatas. Masih banyak armada yang berhenti imbas Covid-19 dan belum kembali. Jadi, supply dan demand tidak seimbang. Demand saat ini masih sangat tinggi, tapi supply tidak sesuai. “Prediksi kami, seiring dengan liburan sekolah penumpang pesawat masih akan penuh hingga pertengahan Juli atau awal Agustus,” ungkapnya.
Meski terjadi peningkatan penumpang pesawat, bagi personel UPBU itu bukan pengalaman pertama menghadapi lonjakan penumpang yang terjadi di Bandara APT Pranoto. Sebab, sebelumnya juga sudah pernah menghadapi lonjakan yang lebih besar seperti sebelum pandemi. Sehingga dipastikan, akan tetap memberikan pelayanan terbaik.
Load factor atau tingkat keterisian pesawat saat ini memang masih penuh. Hal itu tidak hanya terjadi di Samarinda, namun juga seluruh bandara. Jumlah pesawat dulu sebelum pandemi, di Indonesia mencapai 500, sekarang hanya sekitar 300.
Sehingga, masih banyak kapasitas yang hilang. Mungkin, dengan pelan-pelan maskapai bisa mengembalikan keadaan seperti sebelum pandemi. Artinya, demand yang tinggi saat ini tidak disertai supply yang memadai. Hal itu yang membuat peningkatannya belum bisa menyaingi sebelum pandemi. (rom/k15)
CATUR MAIYULINDA
@caturmaiyulinda