BONTANG - Puskesmas Bontang Utara II dan TJSL Pupuk Kaltim bekejasama melaksanakan Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dan Penyegaran Antropometri pada Kader. Pelatihan tersebut untuk Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Kota Bontang.
Tujuan diselenggarakannya pelatihan ini, yakni membekali kader Posyandu dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan konseling pemberian makan bayi dan anak, juga meningkatakan kemampuan kader dalam Antropometri.
“Kegiatan pelatihan ini terlaksana berdasarkan hasil dari komitmen bersama. Jumlah peserta sebanyak 72 kader dari Kelurahan Loktuan dan 5 kader dari Kelurahan Gunung Elai,” kata Ketua Pelaksana Pelatihan PMBAdan Penyegaran Antropometri pada Kader, Dwiyanti, Senin (20/6), di Gedung Koperasi Karyawan PT Pupuk Kaltim.
Perempuan yang juga Kepala Puskesmas Bontang Utara II itu menambahkan, kegiatan ini akan dilaksanakan selama lima hari. Yakni sejak tanggal 20-24 Juni 2022. Adapun bentuk kegiatan berupa penyampaian teori dari para narasumber dan dilanjutkan dengan praktek terkait materi yang diberikan.
Kegiatan ini pula sebagai upaya mewujudkan visi Kota Bontang, yaitu terwujudnya Kota Taman yang lebih hebat dan beradap dan salah satu misinya yaitu berdaya saing dan sejahtera melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Wakil Wali Kota Bontang Najirah yang diwakili Ketua Pokjanal Posyandu Kota Bontang, Aji Erlinawati menyampaikan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah usaha dalam percepatan penurunan stunting.
Najirah menyampaikan, pada tahun 2021, angka prevalensi stunting Kota Bontang sebesar 19,6 persen dan Bontang berada di di bawah angka prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Timur (22,8 persen) dan nasional (24,4 persen). Dan untuk tahun 2024, pemerintah telah menetapkan target prevalensi stunting menurun hingga 14 persen.
“Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Pemkot Bontang telah menerbitkan Surat Walikota nomor: 440/1636/dinkes.05 tanggal 12 November 2021 tentang pengukuran dan penimbangan balita dan membentuk tim percepatan penurunan dan pencegahan stunting terintegrasi yang terdiri dari berbagai lintas sektor terkait,” tuturnya.
Adapun hasil survey status gizi balita indonesia (SSGBI) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2020 prevalensi stunting Kota Bontang 20,9 persen menurun menjadi 19,6 persen pada tahun 2021. Capaian ini juga tentu saja merupakan hasil dari kerja keras lintas sektor, yang salah satunya adalah kader posyandu yang ada di kelurahan.
Untuk mendukung tim Pemkot Bontang, khususnya tim percepatan penurunan stunting (tpps), salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya masyarakat melalui penyuluhan ataupun pelatihan terkait pencegahan stunting, peningkatan kualitas air minum, keamanan pangan, perbaikan pola asuh, pola konsumsi dengan pemenuhan gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan memberikan perlindungan kepada anak dan perempuan.
“Kegiatan ini selaras dengan program Pemkot Bontang tahun 2022 melalui stimulan RT dalam pemberian PMT pada bayi balita di Posyandu. Kegiatan ini tertuang dalam Perwali Kota Bontang nomor: 5 tahun 2022 tentang pedoman pelaksanaan program fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di masyarakat,” jelasnya.
Lanjut Najirah menyampaikan, pelaksana pemberian PMT pada bayi balita melalui stimulan RT ini adalah masyarakat dengan membentuk pokmas, selanjutnya PMT disalurkan ke posyandu melalui kader. sehingga kelompok masyarakat (pokmas) PMT diharapkan terdiri dari kader-kader posyandu yang sudah dikapasitasi melalui pelatihan PMBA.
Kata dia, kader posyandu merupakan pilar utama dan garis pertahanan terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebab mereka lah yang paling memahami karakteristik masyarakat di wilayahnya. Selain itu, kader pula yang melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, pencatatan, penyuluhan gizi, dan pelayanan kesehatan di posyandu. tugas ini sangat penting dalam menentukan bagaimana status gizi bayi balita terutama status tinggi badan menurut umur untuk mendeteksi kejadian stunting.
“Kader juga yang terlibat dalam menyalurkan PMT (pemberian makanan tambahan) kepada bayi balita dan memberikan edukasi terkait bagaimana mengolah makanan tambahan bagi balita sebagai upaya pemenuhan asupan gizi seimbang sejak masa prakonsepsi (pembuahan) hingga masa 1000 hari pertama kehidupan yaitu bayi usia dua tahun,” tambahnya.
Untuk itu, mewakili Pemkot Bontang, Najirah menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada TJSL PT Pupuk Kaltim bersama Puskesmas Bontang Utara II yang melakukan usaha peningkatan kapasitas kader melalui pelaksanaan pelatihan pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dan penyegaran antropometri bagi kader posyandu yang di laksanakan selama lima hari kedepan.
Diketahui, pembukaan pelatihan PMBA turut dihadiri manajemen PT Pupuk Kaltim dan jajarannya, Ketua TP PKK Kota Bontang, Hapida Basri Rase, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang Toektoek Pribadi Ekowati, Kepala Dinas Sosial Kota Bontang Bahtiar Mabe, Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kota Bontang Jamila Suyuthi, Sub Koordinator Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bontang Nur Asma, Sub Koordinator Promkes Dinas Kesehatan Kota Bontang Baharuddin.
Hadir pula Camat Bontang Utara Sutrisno, Lurah Kelurahan Loktuan Hadi Jumianto, Lurah Kelurahan Gunung Elai Sulistyo, Ketua TP PKK Kecamatan Bontang Utara Catur Ratna Juarsih, Ketua TP PKK Kelurahan Loktuan Siti Nurmayan, serta Ketua TP PKK Kelurahan Gunung Elai Nirmaya Dea Sari. (Adv/Kominfo)