Berlatar belakang sebagai seniman, Sadarudin membuat mesin pencacah botol atau sejenisnya untuk kerajinan yang dibuatnya.
MEMILIKI jiwa seni membuat kreativitas Sadarudin, warga Lamaru Balikpapan Timur berhasil membuat mesin pencacah botol. Mesin yang ia buat sejak tiga tahun silam itu membantu ia menghasilkan seni rupa.
“Saya menggeluti seni sejak 2011. Awalnya, saya membuat kerajinan dari kayu ulin. Berjalan lima tahun, muncul keresahan saya. Bahan baku dan produksi mahal. Sedangkan saya susah menjualnya,” terangnya. Ketika mengikuti pameran Inacraft di 2013 lalu, ia banyak sharing dengan peserta dari daerah lain. Mereka sudah memakai mesin produksi yang canggih. Dari situ hingga ke sininya semakin mengecil semangat. “Padahal, saya sudah mewakili Balikpapan di ajang nasional,” bebernya.
Kemudian, ia mencoba mendaur ulang sampah menjadi kerajinan yang kreatif. Walhasil, dari sampah yang ia hancurkan bisa menghasilkan sebuah karya. “Dari situ, saya berpikir bagaimana membuat mesin penghancur sampah ini. Kalau menghancurkan manual, saya tidak bisa mengejar produksi,” katanya.
Tepat di tahun 2019 akhir, ia dibantu empat orang anaknya dan istrinya berhasil membuat mesin pencacah botol. Dari situ, ia bisa membuat beberapa kerajinan mulai dari lukisan dinding, seni rupa, dan lainnya.
Mesin yang ia buat dirakitnya sendiri. Bermodal, alat pertukangan di rumah, dan literasi dari YouTube, ia berhasil menciptakan mesin pencacah botol ini. Mesin ini bisa menghasilkan serbuk dan potongan sampah. “Jadi, tidak manual lagi. Keresahan saya ini akhirnya saya bisa ciptakan menjadi karya dan seni,” bebernya.
Ke depan, ia akan kembangkan mesin pencacah botol dan sampah ini dengan mempromosikan seni. “Rencana saya jual beserta ilmu seni saya. Jadi, mesin ini bisa digunakan untuk berkreasi. Harga produksi satu mesin kira-kira Rp 1 jutaan,” tutupnya. (ms/k15)
AJIE CHANDRA
[email protected]