Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mewabah di Jawa dan Sumatra dikabarkan mulai masuk Kaltim. Tapi, sejauh ini DP3 Balikpapan belum menemukan. Hasil lab dari sampel hewan yang dikirim menunjukkan ternak sapi dan kambing masih aman dari PMK.
BALIKPAPAN- Peternak sapi di Kota Minyak patut waspada. Pasalnya, penyakit mulut dan kuku (PMK) dikabarkan sudah mulai masuk di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Heria Prisni mengatakan, sejauh kini status Balikpapan masih aman. Dari sejumlah hewan ternak, yakni sapi dan kambing yang masuk belum ada indikasi hewan terjangkit PMK.
Apalagi ada aturan, sebelum dimasukkan ke Balikpapan, hewan ternak harus dikarantina di tempat asal untuk menjamin kesehatannya.
“Kami benar-benar menjaga pintu masuk dan melakukan screening. Karantina 14 hari dari tempat asal dan 4-7 hari di Balikpapan,” katanya, Kamis (16/6).
Perempuan berkacamata ini mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Balikpapan untuk lebih memperketat pengawasan terhadap hewan ternak yang masuk dari luar daerah.
Ia menekankan pada peternak agar betul-betul menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP). Pasalnya, penularan PMK ini melalui udara.
Sejauh ini, sampel hewan ternak yang dikirim ke lab hasilnya menunjukkan masih negatif PMK. Pihaknya juga masih menutup distribusi sapi dan kambing dari Jawa. “Kalau Kalsel, tidak ada pengiriman dari sana,” bebernya. Sejauh ini, stok sapi di Balikpapan berjumlah 1.615 ekor sapi. Bulan Juni ini, masuk sapi berjumlah 565 ekor. Sapi berasal dari Mamuju Sulawesi Barat dan dari NTT juga mulai masuk.
Jumlah hewan ternak ini masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan hewan jelang Hari Raya Iduladha yang diperkirakan membutuhkan setidaknya 3 ribu ekor sapi. Jumlah ini mengacu pada data hewan kurban yang disembelih pada Hari Raya Kurban tahun lalu. (ms/k15)
AJIE CHANDRA
[email protected]