WASHINGTON DC–Kemunculan berbagai virus dan wabah penyakit sebagai salah satu tanda pemanasan global. Berbagai hewan menjadi perantara atau sumber penularan virus karena bisa melompat ke manusia, misalnya kelelawar, tikus, trenggiling, dan musang.
Munculnya sindrom pernapasan akut yang parah Coronavirus (SARS-CoV-2), virus yang bertanggung jawab atas pandemi Covid-19, membuat ahli meneliti hewan liar seperti kelelawar. Baru-baru ini, para peneliti telah mengidentifikasi virus zoonosis kedua, monkeypox, yang telah beredar di 21 negara di luar Afrika yang biasanya endemik.
Virus cacar monyet dan SARS-CoV-2, merupakan ancaman global bagi kesehatan masyarakat. Beberapa virus dari hewan zoonosis terbaru yang menyebabkan endemik selama beberapa dekade terakhir yakni Hantavirus, virus Ebola, Chikungunya, Avian Influenza, Dengue, Japanese Ensefalitis, Virus Nipah, Viral Hepatitis, SARS-CoV, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS)CoV), dan SARS-CoV-2. Namun, reservoir utama untuk sebagian besar virus ini masih belum diketahui.
Hewan peliharaan merupakan inang perantara yang juga menderita penyakit ini. Karena itu, pemahaman inang zoonosis primer, serta inang perantara, diperlukan untuk mengendalikan pandemi dan epidemi secara efektif.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di Veterinary Quarterly bertujuan mengidentifikasi inang utama, inang perantara, serta reservoir hewan lainnya untuk SARS-CoV-2 dan virus monkeypox. Dari 320 ribu virus yang diketahui menginfeksi mamalia, hanya 200 yang dapat menginfeksi manusia. (jpc/luc/k8)