KUWAIT–Sudah sejak 2007 Indonesia tidak pernah tampil di putaran final Piala Asia. Kini kesempatan mengakhiri dahaga itu terbuka. Modalnya kemenangan atas Kuwait di laga pertama kualifikasi Piala Asia 2023 Grup A. Kalau bisa mengulangi kegemilangan itu saat menghadapi Jordania dini hari nanti WIB di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City, satu kaki Indonesia bisa dibilang telah menginjak putaran final.
Tapi, tentu, kaki-kaki Garuda–julukan tim nasional Indonesia–harus terlebih dulu menjejak bumi. Jordania tim peringkat ke-91 dunia, jauh di atas Kuwait yang berada di posisi ke-146. Sudah empat kali pula Indonesia berduel dengan mereka dan selalu menjadi pecundang. Artinya, tak boleh ada kelengahan sedikit pun. Sepenuhnya fokus dan harus siap capek selama 90 menit penuh plus berapa pun waktu tambahan. ”Kami tidak mau kehilangan momentum. Kami mau lolos ke Piala Asia,” kata Marc Klok, gelandang Garuda, dalam konpers, kemarin (10/6).
Itu yang terpenting: menjaga momentum. Menjaga konfidensi bahwa tidak ada yang tidak mungkin di lapangan hijau. Asal hati dan tenaga sepenuhnya ada di sana. Menurut pelatih Garuda Shin Tae-yong (STY), ada sejumlah alasan mengapa pasukannya tak perlu terteror dengan catatan belum pernah seri, apalagi menang, atas Jordania. Pertama, mereka sedang berada dalam kepercayaan diri tinggi setelah kemenangan atas tuan rumah Kuwait.
Motivasi yang berlipat ganda itu sangat penting untuk menghadapi lawan setangguh Jordania. ”Kedua, persiapan kami menjelang pertandingan melawan Jordania berjalan baik. Saya tahu Jordania tim kuat. Tapi, kami akan berusaha keras,” tutur pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut. STY tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi yang sama saat mengalahkan Kuwait. Dalam pertandingan itu, STY menerapkan formasi yang tidak biasanya. Tiga center back sejajar dipasang di depan penjaga gawang.
Lewat formasi itu, Indonesia menyerang dengan skema 3-4-3. Lalu, saat diserang tim lawan, pasukan Merah Putih bertahan dengan pola 5-4-1. Menurut STY, strategi itu berjalan lancar untuk meredam permainan Kuwait. ”Kami cukup banyak menguasai bola. Kami juga punya beberapa kesempatan. Semua pemain menjalankan instruksi dengan baik,” ungkap pelatih 51 tahun tersebut.
Namun, STY menyadari Kuwait berbeda dengan Jordania. Dari peringkat saja terlihat kualitas teknis keduanya. Meski tak seperti Kuwait, Jordania belum pernah juara Asia dan lolos ke Piala Dunia.
Salah satu yang akan ditekankan mantan pelatih Korsel itu, para pemainnya harus lebih baik dalam melakukan passing-passing pendek. ”Saat melawan Kuwait, para pemain masih sering melakukan kesalahan passing. Itu tidak boleh terjadi lagi. Saat menghadapi lawan yang lebih kuat, kami harus meminimalkan segala kekurangan,” katanya.
Klok yang mencetak satu gol melawan Kuwait juga meminta rekan-rekannya percaya diri saat menghadapi Jordania. Jangan terpengaruh dengan nama besar lawan. Kalaupun tidak menang, Klok berharap, minimal bisa menahan imbang Jordania yang di laga awal menang 2-0 atas Nepal dengan kedua gol dicetak di babak kedua dan salah satunya penalti. Jika tidak kehilangan poin, peluang Indonesia untuk lolos ke putaran final Piala Asia 2023 akan sangat terbuka mengingat laga terakhir bakal menghadapi Nepal yang di atas kertas kekuatannya tidak setangguh Kuwait dan Jordania. (fiq/c19/ttg/jpg/riz/k8)