Sebanyak 11.000 warga mengungsi di Stadion Manakarra, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, pascagempa bermagnitudo 5,8 mengguncang wilayah itu pada Rabu (8/6) sekitar pukul 13.32 wita. Kapolda Sulbar Irjen Polisi Verdianto I. Bitticaca pada rapat koordinasi pascagempa bersama Pemprov Sulbar, Pemkab Mamuju, dan unsur Forkopimda mengatakan, terdapat tiga titik pengungsian warga yang terdampak gempa bumi di daerah itu.
”Ada beberapa titik pengungsian. Yakni di Jalur II jalan poros Mamuju–Kalukku terdapat sekitar 500 orang mengungsi, di Stadion Manakarra sebanyak 11.000 orang, dan di posko Lapangan Ahmad Kirang sebanyak 105 orang,” kata Verdianto sperti dilansir dari Antara, Rabu (8/6) malam.
Kapolda mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap oknum yang mengambil kesempatan pada situasi seperti saat ini dengan melakukan tindakan kriminal. ”Saya berharap, dalam dua hari ke depan kondisi psikologis masyarakat bisa pulih. Sehingga, mereka dapat kembali ke rumah masing-masing,” ujar Verdianto.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik mengatakan, yang harus disiapkan saat ini adalah makanan siap saji bagi masyarakat. Termasuk persediaan selimut dan tenda. ”Tolong tenda-tenda segera disiapkan. Saya minta alokasikan anggarannya karena kita tidak bisa deteksi kapan bencana datang,” ujar Akmal Malik.
Saat ini, menurut Akmal Malik, kondisi psikologi masyarakat masih trauma pascagempa yang terjadi pada Januari 2021. Ditambah kekhawatiran adanya gempa susulan pascagempa Rabu (8/6) siang. ”Diperlukan edukasi agar masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan di daerah rawan bencana,” terang Akmal Malik.
Sekda Sulbar Muhammad Idris menambahkan, saat ini adalah tahap tanggap darurat. ”Dari pengalaman kita pada gempa tahun lalu, yang paling dibutuhkan adalah maping dan tempat pengungsian,” ujar Muhammad Idris. Sedangkan Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi menyampaikan, telah mengerahkan dapur bergerak untuk menyiapkan makanan cepat saji kepada warga yang mengungsi. ”Kami menyiapkan makanan siap saji bagi pengungsi,” kata Sitti Sutinah Suhardi. (jpc)